Den Haag (ANTARA News) - Media Belanda hari Jumat mengabarkan bahwa pemerintahnya akan mengumumkan perpanjangan masa tugas militernya di Afganistan dengan lebih dari dua tahun. "Sesudah 1 Agustus 2008, Belanda akan menetap dua tahun empat bulan lagi di propinsi paling bergolak Afganistan sesuai dengan keputusan pemerintah, yang mungkin diumumkan hari ini (Jumat)," kata "NRC-Next", terbitan pagi "NRC-Handelsblad". Keputusan pemerintah bersikeras dengan perpanjangan itu, meskipun ada tentangan umum, secara luas sudah bocor di media Belanda pekan lalu. Belanda akan memperpanjang masa penempatan tentara mereka di propinsi Uruzgan, Afganistan selatan, yang habis pada Agustus 2008, sampai Desember 2010, kata koran. Tapi, tugas Belanda di Afganistan itu akan dikurangi sesudah mitranya di Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) --Prancis, Hungaria, Slowakia, dan Ceko-- menyetujui menyumbang tentara. "Kami akan mendapat bantuan sangat cukup dari negara lain," kata "NRC-Next". Saat ini terdapat sekitat 1.650 tentara Belanda di Afganistan. Belanda merupakan penyumbang terbesar keenam pada Pasukan Bantuan Keamanan Antarbangsa (ISAF) pimpinan NATO. "Sumber kementerian pertahanan memastikan bahwa sesudah Agustus 2008 dan selama dua tahun itu, Belanda akan mengirim 1.400 tentara ke Afganistan," kata harian kiri-tengah "De Volkskrant" hari Jumat. "Koran rakyat" itu menambahkan bahwa tugas tersebut akan berlangsung dari Agustus 2008 sampai Agustus 2010 dengan empat bulan tambahan diperhitungkan bagi tentara untuk mundur secara menyeluruh. Harian itu memperkirakan biaya perpanjangan waktu tersebut antara 700 juta dan satu miliar ero (sekitar satu triliun-10 triliun rupiah). Jajak pendapat terbitan Minggu oleh pengumpul suara ternama Maurice de Hond menunjukkan lebih dari setengah penduduk Belanda --51 persen-- menentang perpanjangan masa tugas tentara Belanda di Afganistan. Kementerian pertahanan menerbitkan jajak pendapatnya hari Kamis, yang menunjukkan 41 persen petanggapnya menentang penempatan tentara Belanda saat ini. Hanya 30 persen mendukung penugasan tersebut, sementara 28 persen tidak memunyai pendapat. Jajak pendapat kementerian pertahanan itu tidak menanyai petanggap tentang pendapat mereka mengenai perpanjangan tersebut. Kebanyakan tentara Belanda berada di Uruzgan, tempat mereka menghadapi pertempuran sengit dengan pejuang gerakan Taliban, yang memerintah di Afganistan antara 1996 dan 2001. Belanda sudah kehilangan 12 tentaranya sejak penugasan tahun yang lalu sebagai bagian dari ISAF. Serangan jibaku bom mobil merupakan ciri khas pemberontakan, yang dikobarkan Taliban dalam upaya menggulingkan pemerintah Afganistan, yang didukung tentara gabungan pimpinan Amerika Serikat. Gerilyawan itu giat bergerak di wilayah Afganistan selatan dan timur, tempat lebih dari 5.000 orang tewas dalam 16 bulan terahir. Taliban mengobarkan pemberontakan sejak digulingkan dari kekuasaan di Afganistan oleh serbuan pimpinan Amerika Serikat pada 2001, karena menolak menyerahkan pemimpin Alqaida Osama bin Laden, yang dituduh bertanggung jawab atas serangan di negara adidaya itu, yang menewaskan sekitar 3.000 orang pada 11 September 2001. Gabungan pimpinan Amerika Serikat menempatkan sekitar 12.000 tentara di Afganistan, sementara lebih dari 30.000 prajurit asing lain berada di negara Asia tengah itu dalam naungan ISAF. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007