Kami akan memperkuat dukungan kami kepada negara-negara termiskin dan paling rentan di kawasan ini...
Nadi, Fiji (ANTARA) - Asia dan Pasifik akan menjadi pusat aksi Bank Pembangunan Asia (ADB) untuk menerapkan Strategi 2030, kata Presiden ADB Takehiko Nakao dalam pidato pembukaan Jumat pada Pertemuan Tahunan ke-52 Dewan Gubernur ADB.

ADB sedang mempersiapkan tujuh rencana operasional serta rencana aksi untuk operasi sektor swasta dan manajemen pengetahuan guna memajukan implementasi Strategi 2030.

Operasi pinjaman dan hibah baru ADB pada 2018 tumbuh mencapai rekor 21,6 miliar dolar AS dibandingkan dengan 13,9 miliar dolar AS pada 2013, meningkat 55 persen.

Berbicara kepada peserta pertemuan yang terdiri dari pejabat pemerintah anggota ADB, akademisi, pemimpin bisnis, dan perwakilan masyarakat sipil, Nakao mengatakan ke depan ADB akan mengintensifkan fokusnya pada kualitas dan inovasi dalam operasinya, dengan tetap mempertahankan pertumbuhan volume yang moderat.

Nakao menyoroti enam bidang yang menurut ADB penting untuk keberhasilan strategi. Pertama, ia mengatakan prioritas utama ADB adalah terus mengatasi kemiskinan yang tersisa dan mengurangi ketidaksetaraan di Asia dan Pasifik.

"Kami akan memperkuat dukungan kami kepada negara-negara termiskin dan paling rentan di kawasan ini, termasuk mereka yang berada dalam situasi yang rentan dan terdampak konflik dan banyak negara berkembang pulau kecil,” kata Nakao. ADB mendukung inisiatif G20 tahun ini untuk cakupan kesehatan universal.

Kedua, ADB sedang mempercepat kemajuan dalam kesetaraan gender dan akan mengembangkan jalur proyek kuat yang mengintegrasikan desain kesetaraan gender ke dalam sejumlah operasi, termasuk transportasi, energi, dan infrastruktur perkotaan.

ADB juga mendukung agenda gender transformatif seperti meningkatkan kepemilikan hak atas tanah perempuan, yang merupakan dasar bagi pemberdayaan ekonomi perempuan.

Ketiga, upaya mitigasi dan adaptasi iklim di seluruh Pasifik akan menjadi fokus penting bagi ADB. Negara-negara yang paling rentan terhadap perubahan iklim, termasuk di Pasifik, akan menerima berbagai bantuan ADB.

Nakao meminta perhatian pada peningkatan ADB dalam pembiayaan darurat bencana di Pasifik, sehingga memungkinkan negara-negara mengakses sumber daya keuangan segera setelah bencana, berdasarkan kriteria yang telah ditentukan.

Keempat adalah dukungan berkelanjutan ADB untuk kerja sama dan integrasi regional. Membangun di atas platform kerja sama subregional yang dipimpin ADB. ADB akan lebih jauh meningkatkan konektivitas regional, meningkatkan barang-barang publik regional, membantu memperkuat kerja sama dalam sektor keuangan dan kebijakan makroprudensial, serta mendorong berbagi pengetahuan, termasuk di bidang-bidang seperti pendidikan dan pertanian.

Kelima, Nakao mengatakan ADB akan terus memperluas pinjaman sektor swasta, investasi ekuitas, dan jaminan untuk mencapai sepertiga dari total operasi dalam jumlah pada 2024. Ini akan membawa ADB ke pasar baru dan memperluas jangkauan bisnisnya ke pendidikan, kesehatan, dan agribisnis.

ADB semakin mendekatkan operasi sektor swasta ke klien dengan meningkatkan jumlah staf untuk misi residen. ADB akan membuka kantor di Singapura pada akhir tahun ini untuk memfasilitasi keterlibatan dengan sponsor dan pemodal swasta.

Akhirnya, ADB akan menggunakan sumber daya lunak secara efektif dan akan mengembangkan proposal terperinci untuk pengisian kembali Dana Pembangunan Asia berikutnya: ADF 13. ADB juga mencari dukungan donor yang kuat untuk dana perwaliannya dan secara aktif memobilisasi sumber daya lunak dari mitra bilateral dan multilateral seperti Dana Iklim Hijau dan Fasilitas Lingkungan Global.

ADB berkomitmen untuk mencapai Asia dan Pasifik yang makmur, inklusif, tangguh, dan berkelanjutan, sembari mempertahankan upayanya untuk memberantas kemiskinan ekstrem. Pada 2018 ADB membuat komitmen pinjaman baru dan hibah sebesar 21,6 miliar dolar AS.

Baca juga: Harga minyak jatuh, investor khawatir kelebihan pasokan global


 

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2019