Semarang (ANTARA News) - Ketua Umum DPP Partai Golkar, HM Jusuf Kalla mengatakan, Pilkada Jawa Tengah mendatang merupakan pertandingan rencana karena calon-calon yang akan muncul adalah penantang baru. "Saudara Bambang (Ketua DPD Partai Golkar Jateng dan Adnan (Ketua NU Jateng) adalah penantang baru dan bisa juga semuanya baru karena Pak Mardiyanto tidak mungkin, maka yang terjadi adalah pertandingan akan atau pertandingan rencana," katanya saat memberikan pengarahan pada jajaran Partai Golkar Jateng di Semarang, Minggu. "Kalau saya terpilih, saya akan ini, saya akan itu, jadi pertandingan rencana," katanya. Pada acara tersebut tampak hadir Ketua PW NU Jateng, Muhammad Adnan dan Sekjen DPP Partai Golkar, Sumarsono. Seorang pejabat, kata dia, mulai dari Presiden, gubernur, bupati/walikota apabila berkampanye tentunya harus mengatakan, "saya telah melaksanakan ini, saya telah membangun jalan sekian banyak, saya telah meningkatkan pendidikan, saya telah meningkatkan ekonomi, saya telah meningkatkan kesehatan, saya telah membangun masjid, pesantren, dan lain sebagainya," katanya. Ia mengatakan, dengan dasar `telah` ini orang akan puas kemudian memilih. "Kalau tidak puas maka mereka tidak memilih," katanya. Ia menambahkan, dalam pilkada, selain figur calon, kultur juga partai. Jadi partai adalah pilihan ketiga. Ia mencontohkan, pemilu langsung di sini adalah SBY dengan dirinya. Walaupun hanya didukung 10 persen dari partai yang ada, tetapi mendapat 60 persen dari total pemilih. "Di sini bisa dilihat bahwa relevansi antara partai dengan pemilih itu berbeda karena orang memiliki harapan. Kalau SBY dengan saya memimpin bangsa ini dengan harapan bangsa ini bisa lebih baik, jadi saat itu antara `telah` dan `akan` yang menang adalah `akan`," katanya. Ia menyebutkan, yang mengandalkan `telah` tentunya Bu Mega (Megawati Soekarnoputri, tetapi pada waktu itu ada menteri yang mengadakan `telah`. "Tetapi lebih banyak `akan` dan kebanyakan orang menginginkan perubahan sehingga memilih penantangnya," katanya. Ia mengingatkan dalam berkampanye harus santun. Orang tidak senang dengan orang yang terlalu egois atau terlalu membanggakan diri.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007