Islamabad (ANTARA News) - Presiden Pakistan, Pervez Musharraf, pada Senin mengatakan bahwa negaranya sedang berada di jalan menuju demokrasi, sementara para pemimpin penting oposisi bersiap-siap untuk bertemu membicarakan pemboikotan terhadap pemilu mendatang untuk memprotes keadaan darurat yang masih tetap diberlakukan presiden itu. Musharraf, yang bertemu dengan Presiden Turki, Abdullah Gul, mendesak para pemimpin oposisi untuk menempatkan kepentingan-kepentingan Pakistan di atas kemenangan politik jangka pendek yang menjadi satu acuan jelas pada ancaman-ancaman mereka untuk memboikot pemilihan anggota parlemen Januari mendatang. "Kami sedang menuju pada peralihan yang demokratis," kata Musharraf dalam suatu jumpa wartawan bersama dengan Gul. Musharraf berulangkali menyebut pemimpin Turki itu sebagai "saudara." Pakistan dilanda krisis sejak Musharraf memberlakukan keadaan darurat pada 3 November 2007, yang menangguhkan konstitusi dan menahan ribuan lawan politik dan aktivis, termasuk hakim-hakim Mahkamah Agung yang ia khawatirkan akan membatalkan kemenangannya dalam pemilihan presiden Oktober 2007. Krisis itu agak mereda sejak Musharraf memenuhi tuntutan-tuntutan dari sekutu-sekutu Baratnya dan lawan-lawan politik di dalam negeri dengan mengundurkan diri sebagai panglima militer pada pekan lalu dan menetapkan tanggal pemilu. Tetapi, konstitusi tetap beku, unjukrasa-unjukrasa publik dilarang dan ratusan orang masih ditahan. Gul menurut rencana pada Senin malam akan melakukan pertemuan secara terpisah dengan para pemimpin oposisi Pakistan, antara lain mantan PM Pakitan, Benazir Bhutto dan Nawaz Sharif. Musharraf menyebut pertemuan-pertemuan dengan Gul sebagai hal positif, dan mengatakan bahwa para pemimpin oposisi itu harus mengutamakan kepentingan-kepentingan Pakistan. "Saya memberikan satu slogan kepada negara, 'Pakistan first'," ujarnya. Gul, yang sedang melakukan kunjungan resmi untuk memperingati hubungan diplomatik 60 tahun antara Turki dan Pakistan, mengatakan bahwa tindakan Pakistan kembali menuju demokrasi itu adalah bagus, tetapi situasi dalam negerinya yang goyah "harus dipertimbangkan" oleh pemerintah-pemerintah asing yang mengecam tindakan-tindakan Musharraf belakangan ini . Amerika Serikat (AS) dan Inggris menganggap Musharraf sebagai sekutu penting dalam memerangi Taliban dan gerilyawan Al Qaeda, yang telah menghimpun kembali kekuatan di sepanjang perbatasan barat Pakistan dengan Afghanistan. Kedua negara itu mendesak Musharraf kembali ke jalan demokrasi untuk menjamin stabilitas dalam negeri. Sharif menurut rencana akan bertemu dengan Benazir pada Senin malam untuk membujuk pemimpin Partai Rakyat Pakistan itu bergabung melakukan pemboikotan pemilu, tetapi para pengamat mengatakan, tidak mungkin dilakukan karena pemimpin-pemimpin kedua partai itu sudah mulai melakukan kampanye bagi pemilu. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007