Harga pangan di bulan Ramadhan tahun 2017 adalah yang terbaik sepanjang delapan tahun terakhir. Dan ini berdasarkan data dari Bank Indonesia,
Makassar (ANTARA) - Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Sulawesi Selatan diminta untuk terus memantau ketersediaan pangan jelang Ramadhan 1430 Hijriyah agar tidak terjadi gejolak harga di lapangan.

"Bulan Ramadhan sudah tidak lama lagi hanya tersisa sekitar dua hari, semua instrumen pemerintah juga sudah bersiap-siap agar tidak ada gejolak nantinya," ujar Ketua KPPU KPD Makassar Aru Armando di Makassar, Sabtu.

Ia menambahkan, pengawasan distribusi stok pangan dari para petani ke pasar harus dipantau karena dikhawatirkan adanya para tengkulak yang menimbun sehingga memicu lonjakan harga.

Aru menyatakan yang menjadi arahan yakni bagaimana menjaga dan mengawasi distribusi pangan agar rakyat Indonesia khususnya yang beragama Islam bisa menjalankan ibadah puasa Ramadhan dengan tenang tanpa adanya gejolak harga di pasaran.

"Harga pangan di bulan Ramadhan tahun 2017 adalah yang terbaik sepanjang delapan tahun terakhir. Dan ini berdasarkan data dari Bank Indonesia," sebutnya.

Ia mengatakan kestabilan harga kebutuhan pokok pada tahun 2019 ini harus bisa lebih baik atau sama dengan harga dari tahun sebelumnya mengingat kebutuhan jelang puasa Ramadhan akan meningkat.

"Biasanya pada bulan Ramadhan dan lebaran Idul Fitri, kebutuhan meningkat sehingga dibutuhkan peranan semua pihak untuk bisa menjaga stabilitas harga," lanjutnya.

Ia menyebutkan beberapa komoditas pangan yang selalu menjadi penyumbang inflasi yakni beras, daging sapi, bawang putih, telur, ayam, bawang merah dan cabe rawit.

Aru menerangkan jika 11 kebutuhan pokok yang selalu menjadi penyumbang inflasi ini bisa ditekan maka harga kebutuhan lainnya tidak merangkak naik.

"Biasanya kalau ada inflasi pasti ada deflasinya juga dan itu tidak terlepas dari peran TPID. Tapi, kami di Satgas Pangan akan berusaha keras dalam memantau ketersediaan pangan ini dan memutus rantai dari tengkulak pengepul komoditas tertentu," ucapnya.
 

Pewarta: Muh. Hasanuddin
Editor: Hendra Agusta
Copyright © ANTARA 2019