Manila (ANTARA News) - Hampir 3.000 orang meninggalkan rumah-rumah mereka di Filipina selatan ketika militer meningkatkan serangan terhadap pemberontak Tentara Rakyat Baru (NPA) yang komunis, kata para pejabat dan pemimpin-pemimpin gereja, Senin. Modesto Villasanta, seorang pastor Katolik Roma dan pemimpin satu kelompok hak asasi manusia lokal, mengatakan ia kuatir krisis kemanusiaan jika operasi-operasi militer diteruskan akan menelantarkan warga suku-suku Manobo dari 11 komunitas di sebuah provinsi pulau Mindanao. "Kami menyerukan kepada militer agar menghentikan operasi itu dan mengizinkan orang-orang ini kembali ke rumah-rumah mereka selama Hari Natal," kata Villasanta kepada Reuters dalam wawancara melalui telepon. Ia menimpali, "Kami juga kekurangan makanan dan pasokan-pasokan untuk penduduk ini." Militer melancarkan serangan terhadap pemberontak komunis bulan lalu, bertujuan untuk merebut pangkalan terbesar mereka di pulau Mindanao. NPA yang memiliki 6.000 anggota, aktip di 69 dari 81 provinsi , melakukan pemberontakan hampir 40 tahun untuk menggulingkan pemerintah demokratik dan menggantikannya dengan satu sistem Maois. Lebih dari 40.000 orang tewas dalam konflik itu. Villasanta mengatakan para anggota suku Manobo mulai meninggalkan rumah-rumah mereka 1 Nopember, berjalan kaki sejauh 16-20km ke pusat kota terdekat , setelah tentara menduduki kampung-kampung mereka, menggunakannya sebagai satu pangkalan untuk melancarkan serangan ke posisi-posisi pemberontak. Vicente Pimentel , gubernur provinsi Surigao del Sur, meminta militer memberikan izin perjalanan yang aman untuk penduduk yang mengungsi, menyerukan tentara menghormati hak-hak asasi suku Manobo. "Para warga sipil jangan diancam dan dan hak-hak asasi mereka harus dihormati, jika tidak , saya akan merupakan satu-satunya akan mengajukan tuduhan-tuduhan terhadap militer," kata Pimentel di sebuah stasiun radio lokal. Kolonel Jose Vizcarra, komandan brigade, membantah laporan-laporan tentang pelanggaran hak asasi manusia oleh pasukannya, dan menuduh itu sebagai bagian dari propaganda pemberontak untuk menghentikan ofensif terhadap mereka. Vizcarra mengatakan tentara menewaskan lima pemberontak NPA dalam satu baku tembak, Sabtu, demikian laporan Reuters. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007