Beijing (ANTARA News) - China telah menerbitkan daftar berisi 13.000 orang korban pembantaian massal di Nanjing yang terjadi pada tahun 1937. Media resmi China dalam edisi Selasa menyebutkan, penerbitan daftar korban itu untuk memperingati 70 tahun pembantaian yang dilakukan tentara Jepang terhadap 300.000 orang di Nanjing. Daftar yang terdiri dari delapan jilid itu berisi nama, umur dan rincian pribadi lainnya dari para korban, sehingga daftar itu menjadi catatan paling lengkap yang pernah ada mengenai kekejaman tersebut, tulis kantor berita Xinhua. "Penerbitan daftar nama itu baru permulaan saja. Kami akan terus mengumpulkan informasi mengenai para korban," kata Zhang Xianwen, redaktur pelaksana daftar tersebut, sebagaimana dikutip Xinhua. Tentara Jepang yang melakukan penyerbuan, melakukan perkosaan berkelompok, pembunuhan dan penghancuran kota yang saat itu merupakan ibukota China. Aksi itu dilakukan mulai Desember 1937 hingga Januari 1938. Penerbitan daftar itu terjadi di tengah memanasnya hubungan antara China dan Jepang, yang sejak lama terganjal oleh apa yang dipandang Beijing sebagai penolakan Jepang untuk sepenuhnya menyesali kekejaman pada masa perang seperti perkosaan Nanjing. Daftar tersebut juga merinci kesatuan-kesatuan tentara Jepang yang membunuh masing-masing korban dan cara pembunuhan, tulis Xinhua. Daftar tersebut adalah bagian dari 27 jilid bahan-bahan sejarah mengenai pembantaian tersebut, yang diterbitkan pada Senin di Nanjing, ibukota provinsi Jiangsu. China menyebutkan 300 ribu orang dibunuh setelah tentara Jepang memasuki kota itu pada 13 Desember 1937. Isu tersebut masih menjadi sumber ketegangan antara China dan Jepang. Pada bulan Juni, China mencaci sekelompok anggota parlemen Jepang yang secara terang-terangan memperdebatkan jumlah korban peristiwa tersebut. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007