Jakarta (ANTARA News) - Maskapai penerbangan swasta nasional Lion Air masih mengalami beberapa kendala dalam mewujudkan rencananya mengakuisisi perusahaan penerbangan domestik di Australia, Hong Kong, Thailand, Bangladesh, Vietnam, dan Malaysia mulai tahun 2008. Presiden Direktur Lion Air, Rusdi Kirana kepada wartawan di Langkawi, Malaysia, Selasa, mengatakan bahwa hambatan-hambatan tersebut antara lain masalah peraturan batas kepemilikan modal oleh pihak investor asing di masing-masing negara serta masalah ketenagakerjaan. Dalam hal batas kepemilikan asing, peraturan di beberapa negara seperti di Australia, Thailand dan Bangladesh mempersyaratkan hal yang sama yakni maksimal 49 persen, sementara Lion Air menginginkan posisi dominan dengan porsi di atas 50 persen. Di sisi ketenagakerjaan, perusahaan-perusahaan penerbangan domestik regional umumnya telah memiliki banyak tenaga kerja yang dianggap kurang efisien untuk strategi Lion Air yang akan tetap bermain di ceruk pasar penerbangan bertarif murah ("low-cost carrier"). Menurut Rusdi, para tenaga kerja tersebut sudah bekerja lama di perusahaan-perusahaan penerbangan domestik itu sehingga tidak gampang untuk melakukan perampingan karyawan. "Saya belum bisa menyebutkan nama perusahaan-perusahaan penerbangan regional yang akan kami akuisisi, tapi saya targetkan pada triwulan pertama tahun 2008 akan ada dua perusahaan penerbangan regional dari dua negara yang kami akuisisi," kata dia. Dikatakan bahwa strategi mengakuisisi maskapai-maskapai penerbangan regional adalah sebagai langkah persiapan memasuki pasar bebas udara ASEAN tahun 2010. Untuk mewujudkan strategi tersebut, Lion Air membeli 22 pesawat Boeing 737-900 ER di arena pameran dirgantara Langkawi Air Show di Malaysia (LIMA 2007), Selasa (4/12) untuk memperkuat posisinya persaingan bisnis penerbangan nasional dan regional. Kontrak pembelian pesawat dilakukan oleh Presdir Lion Air Rusdi Kirana dan Senior Vice President Boeing Dinesh A Keskar di Langkawi, Selasa, turut disaksikan oleh wakil PM Malaysia sekaligus Menteri Pertahanan Malaysia Najib Tun Razak. Dengan kontrak baru ini, Lion Air akan memiliki dan mengoperasikan 122 pesawat B 737-900 ER karena sebelumnya tepatnya akhir tahun 2006, penerbangan ini telah menandatangani kontrak pembelian 100 pesawat jenis tersebut. Manajer Humas Lion Air Hasyim Arsal Alhabsy mengatakan Boeing memberikan harga spesial berkisar antara 50-70 juta dolar AS per unit pesawat. Dari kontrak pembelian 122 unit pesawat senilai tujuh miliar dolar AS, Lion telah menerima tujuh pesawat selama tahun 2007. Tahun 2008, diperkirakan akan datang lagi delapan pesawat, tahun 2009 sebanyak 12 pesawat, dan sisanya akan diperoleh selama 2010 hingga 2013.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007