London (ANTARA News) - Seorang tentara Inggris telah tewas dan dua lainnya cedera akibat ledakan di Afghanistan, Selasa, kementerian pertananan mengatakan di London. Tentara itu sedang berpatroli dekat kota Sangin di provinsi Helmand yang menemui kesulitan ketika ledakan terjadi, Kementerian Pertahanan (MoD) mengatakan dalam pernyataannya. Tentara yang tewas itu bertugas pada Brigade Pasukan Pengintaian, Resimen Artileri Kerajaan 5. "Persis setelah pukul 13.00 waktu setempat, tentara itu sedang melakukan patroli taktis ke bagian utara Sangin, Provinsi Helmad, ketika kendaraan yang mereka gunakan untuk melakukan perjalanan terperangkap dalam ledakan," kata MoD, seperti dikutip AFP. "Perawatan medis telah diberikan sebelum semua tiga tentara itu dievakuasi ke rumah sakit lapangan di Kamp Bastion", markas militer penting Inggris di Afghanistan, di utara ibukota Helmand, Lashkar Gah. "Meskipun ada upaya terbaik oleh tim medis, salah satu tentara meninggal sebagai akibat dari lukanya. Dua tentara lainnya sekarang menerima perawatan medis dan luka mereka tidak dipikirkan akan mengancam jiwa mereka. "Keluarga dekat mereka telah diberitahu." Seluruhnya 85 tentara Inggris tewas di Afghanistan sejak dimulainya aksi militer pimpinan-AS akhir 2001 untuk menjatuhkan Taliban, bekas penguasa garis keras negara itu. Dari mereka yang tewas itu, 56 tentara digolongkan sebagai tewas dalam pertempuran, dan tiga diklasifikasikan sebagai tewas karena luka yang diderita dalam pertempuran. Ke26 tentara sisanya meninggal karena sakit, luka-luka bukan akibat pertempuran atau kecelakaan, atau penyebab kematian yang belum ditetapkan secara resmi. Sebagian besar tentara Inggris dipangkalkan di Helmand, tempat gerilyawan Taliban mengatakan akan bersekutu dengan petempur asing dari al Qaida dan produsen opium untuk membantu membiayai pemberontakan mereka. Inggris telah merencanakan untuk memiliki sekitar 7.800 tentara di Afghanistan pada akhir tahun ini -- terbesar kedua setelah AS pada Pasukan Bantuan Keamanan Interanasional (ISAF) pimpinan-NATO, yang ditempatkan-PBB. Pada Selasa, Menteri Pertahanan Inggris, Des Browne meminta maaf setelah sebuah laporan menemukan kelemahan seperti komponen pesawat yang tua telah dituding sebagai penyebab kecelakaan fatal September 2006 atas sebuah pesawat mata-mata di Afghanistan. Ia meminta maaf pada keluarga 14 orang yang tewas setelah keluarnya kesimpulan terinci mengenai kemungkinan penyebab kecelakaan itu, melukiskannya sebagai "kecelakaan tragis". Kecelakaan itu merupakan korban tewas terbesar militer Inggris dalam sebuah insiden sejak Perang Malvinas 1982. (*)

Copyright © ANTARA 2007