Jakarta (ANTARA News) - Wakil Presiden Jusuf Kalla meminta Lembaga Kantor Berita Nasional (LKBN) Antara menjadi kantor berita multimedia yang independen, obyektif, terpercaya, dan dapat bersaing secara bebas dengan industri media lain, termasuk kantor berita transnasional. "Persaingan bisnis media makin dahsyat. LKBN Antara pemberitaannya harus lebih baik, lebih murah, dan lebih cepat. Wartawan Antara harus independen dan profesional," kata Kalla dalam pertemuan dengan Direktur Utama LKBN Antara Dr. Ahmad Mukhlis Yusuf di Istana Wakil Presiden, Jakarta, Rabu. Direksi Perum LKBN Antara bertemu dengan Wapres terkait dengan penyelenggaraan Sidang Umum Organisasi Kantor Berita Asia Pasifik (OANA) dan HUT ke-70 Tahun LKBN ANTARA pada pertengahan Desember 2007. Menurut Kalla, dulu Antara berjaya dengan produk berita cetak stensilan karena tidak ada sumber lainnya sehingga media sangat mengandalkan pasokan buletin Antara. Sekarang teknologi memungkinkan orang mendapatkan berita secara langsung pada saat peristiwa itu terjadi. "Stensilan sekarang tidak laku lagi. LKBN Antara harus pelajari bagaimana Reuters bisa tetap survive dan berkembang. Itu karena profesionalitas wartawannya teruji, obyektivitasnya dijaga. Selain hardware dan software, keterampilan wartawan Antara harus terus ditingkatkan," pesan Kalla. Siap Dirut LKBN Antara, Mukhlis Yusuf menyatakan siap melaksanakan permintaan Wapres tersebut. "Kami siap menjadi Kantor Berita Multimedia terdepan di Asia Pasifik yang sejajar dengan kantor-kantor berita transnasional lain seperti Reuters (Inggris), AP (Amerika Serikat), dan AFP (Prancis)," katanya. Untuk menjadi perusahaan multimedia kelas dunia itu, LKBN Antara yang telah berubah status menjadi Perusahaan Umum (Perum) pada 18 Juli 2007, membutuhkan modal awal dari pemerintah yang diperkirakan sebesar Rp450 miliar dan serangkaian transformasi korporasi yang sekarang sedang dilakukan. Menurut dia, tahun 2007 merupakan tonggak sejarah sangat penting bagi LKBN Antara. Bukan saja karena tahun ini Antara memperingati usia 70 tahun, melainkan juga pada 2007 ini Antara menuju perubahan mendasar, yakni berstatus menjadi sebuah Perusahaan Umum (Perum). Tahun ini juga Antara terpilih menjadi Presiden OANA, yang beranggotakan 39 kantor berita dari 33 negara di Asia Pasifik. Untuk tiga tahun ke depan (2008-2010), Antara akan memimpin OANA sebagai forum perjuangan kantor berita Asia Pasifik yang akan disikapi dengan peningkatan profesionalisme jurnalis dan kemitraan antar anggota. Dengan ditetapkan sebagai badan hukum Perum itu, kata Mukhlis Yusuf, LKBN Antara memasuki gerbang baru: Kantor Berita Multimedia. Ini merupakan perjuangan dan tekad kuat semua stakeholders Antara, termasuk Kepala Negara. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, saat memberikan sambutan pada puncak acara peringatan HUT ke 69 Antara, 13 Desember 2006, mengatakan impian Antara menjadi kantor berita multimedia agar segera menjadi menjadi kenyataan. Kepala Negara berharap bagaimana kantor berita perjuangan ini menjadi World Class Multimedia Company, sejajar dengan kantor-kantor berita transnasional lainnya semacam Reuters, AP, AFP atau DPA. Kemudian Mukhlis Yusuf menguraikan perjalanan Antara menjadi sebuah Kantor Berita Multimedia. Selama ini, Antara hanya mendistribusikan berita teks dan foto kepada pelanggannya. Mulai 2007 Antara dengan 800 karyawannya, telah memproduksi berita dalam format audio dan video untuk televisi, radio, web, telepon seluler, dan TV Display. Manajemen Antara di bawah kepemimpinan Mukhlis Yusuf telah memutuskan untuk memasuki ranah konvergensi. Alasan utama Antara "go multimedia" adalah kantor berita ini harus melayani pelanggan yang terfragmentasi. Bisnis kantor berita modern adalah bagaimana mendistribusikan kontens informasi kepada pelanggan yang kini beragam kebutuhannya. Dulu, Antara cukup melayani teks dan foto saja, karena pelanggannya kebanyakan media cetak. Kini Antara juga harus melayani berita untuk pengguna internet, pemegang telpon genggam, pemirsa TV, pendengar radio bahkan publik yang menunggu keberangkatan pesawat di Bandara atau Presiden yang ingin memonitor perkembangan suatu peristiwa secara langsung di ruang kerjanya. Dengan layanan multimedia, Antara bisa memberikan informasi dan berita pada saat orang membutuhkannya dan dalam format yang diinginkannya. Jika pelanggan kantor berita sudah konvergensi, menurut Mukhlis Yusuf, sangat riskan kalau Antara tidak melayani multimedia. ?Jadi keputusan manajemen untuk menjadikan Antara sebagai Kantor Berita Multimedia adalah pilihan jitu. Antara "on the right track", katanya. Potensi besar Sebagai penyedia konten, Antara memiliki potensi besar. Antara memiliki biro di 33 provinsi yang tak dimiliki media manapun di Indonesia. Antara memiliki pelanggan 250 media cetak, 11 televisi jaringan dan 40 TV lokal, 65 stasiun radio, serta jaringan internasional dengan 39 kantor berita seluruh dunia. LKBN Antara memproduksi 700 berita setiap hari yang distribusikan melalui satelit dan Web untuk pelanggan media cetak seluruh Indonesia, jaringan televisi nasional dan lokal, stasiun radio, perusahaan dan instansi pemerintah, serta Kedutaan Besar RI di 35 negara. Biro Foto Antara memproduksi 56 foto setiap hari untuk media cetak dan on-line, ke dalam dan luar negeri. Saat ini, karena kesadaran sejarah, biro foto Antara telah memiliki 160 ribu foto dokumentasi dari berbagai peristiwa bersejarah. Sebanyak 3.000 foto berasal dari foto bersejarah Ipphos, di antaranya pengibaran bendera Merah Putih Soekarno-Hatta. Foto-foto itu disimpan dalam bentuk digital. Produk terbaru kantor berita ini adalah Televisi Antara. TV Antara mendistribusikan berita untuk stasiun televisi jaringan dan lokal yang dapat diakses melalui Portal Web TV Antara. TV Antara juga membuat features dan profil berbagai lembaga, antara lain dengan Mahkamah Konstitusi dan Departemen Kehutanan. TV Antara sedang mempersiapkan kontensnya masuk dalam teknologi 3-G ke telepon seluler. Bersama dengan PT Konten Indonesia Pratama, Antara juga melayani berita dalam berbagai katagori melalui telepon seluler. Berita melalui telepon seluler itu dapat diakses dengan mendaftarkan diri dengan mengirim ke 6768, REG Spasi Antara. Produk multimedia berikutnya adalah TV-Display Antara. Menggunakan TV-Plasma, selama 24 jam terus menerus, Antara menampilkan teks berita-berita terbaru dalam dan luar negeri, bisnis, politik, olahraga, pendidikan, dan hiburan. Selain berita, di TV Display ini juga disajikan berita foto, berita televisi Antara, bursa saham, dan pasar uang. Antara akan menempatkan TV Display ini ruang tunggu bandara, lobi-lobi hotel, pusat perbelanjaan modern, ruang tunggu bank, Bursa Efek Jakarta, dan berbagai gedung perkantoran. Antara juga akan menempatkan TV Display Antara ini lembaga pemerintah, parlemen dan sejumlah tempat publik lainnya. (*)

Copyright © ANTARA 2007