Jakarta (ANTARA News) - Menteri Negara BUMN, Sofyan Djalil, mengatakan pemerintah akan segera menyelesaikan persoalan utang RDI (Rekening Dana Investasi) sejumlah BUMN melalui berbagai cara. "Kita akan selesaikan kasus RDI dengan berbagai cara dan penyelesaiannya ini akan dilihat kasus per kasus," kata Sofyan Djalil di Jakarta, Rabu. Ia mengatakan sejumlah penyelesaian yang mungkin akan diambil adalah restrukturisasi, pemotongan bunga utang, perpanjangan masa berlaku, ataupun konversi menjadi penambahan modal negara. Menurut dia, persoalan RDI tidak hanya menjerat BUMN yang bergerak di bidang industri gula saja melainkan juga BUMN yang lain. Krisis ekonomi pada 1998 memicu banyak RDI sejumlah BUMN tidak terbayar hingga kini. "Intinya kita tinggal menunggu keputusan Menteri Keuangan. Sebab kalau tidak direstrukturisasi kan tidak menyelesaikan masalah karenanya sudah jadi keputusan pemerintah untuk mengambil kebijakan sesegera mungkin," katanya. Menteri mengatakan, bila persoalan RDI dibiarkan berlarut-larut maka akan terus membebani BUMN yang bersangkutan. Seperti diketahui, saat krisis ekonomi melanda, banyak perusahaan swasta yang berutang kepada perbankan kemudian utangnya diputihkan di BPPN. "Perusahaan swasta itu masuk BPPN kemudian keluar menjadi sehat kembali tetapi BUMN yang berutang kepada pemerintah tidak ada BPPN-nya," kata Sofyan. Akibatnya, hutang-hutang itu kemudian membebani BUMN yang bersangkutan. Menteri berpendapat seandainya utang RDI BUMN sejak dulu diputihkan di BPPN maka persoalan RDI tidak akan berlarut-larut hingga kini. "Oleh sebab itu harus diambil kebijakan segera kalau tidak akan semakin sulit diselesaikan," katanya. Sejumlah BUMN yang hingga kini terbebani dengan permasalahan utang RDI di antaranya PTPN II, PTPN XI, PTPN XIV, dan PT RNI.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007