Makkah (ANTARA News) - Kelompok terbang (Kloter) 8 asal Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) akhirnya mau menerima dan menempati pemondokan Anawal di sektor 4 nomor pondok 123, setelah Selasa (5/12) malam memprotes petugas Daerah Kerja (Daker) Makkah karena dipindahkan dari sektor 2 Syib Amir yang sebelumnya sudah ditempat Kloter 1 dan 2 asal NAD. Kesediaan mau menempati pemondokan tersebut setelah perundingan dengan Kepala Daker Makkah, Wardani Muchsin, Rabu pagi, sebagai tindak lanjut dari musyawarah Selasa malam. Hasil musyawarah tersebut, menurut dia, juga menyepakati bahwa jemaah yang akan menuju masjidil Haram akan disediakan bus. Pada Selasa malam, sebanyak 8 bus jemaah calon haji Kloter 8 Aceh melancarkan protes tak mau turun dari bus lantaran pemondokannya dipindah ke Anawal. Padahal Kloter 8 harus menempati di Syib Amir. Kendati masih belum menyelesaikan ibadah umrah dan berpakaian ikhram, warga Aceh sekitar 5 jam bertahan di dalam bus di tepi jalan raya. Protes jemaah Kloter 8 itu sesunggunnya, menurut Ketua Daerah Kerja (Daker) Mekkah, Wardani Muchsin, juga berawal protes Koter 1 dan 2 Aceh, yang menghendaki ditempatkan di Syib Amir, karena letaknya berdekatan dengan Masjidil Haram. Aksi protes tersebut, saat itu disaksikan anggota Komisi VIII DPR RI, Farhan Hamid (27/11). Farhan memberi solusi. Alasan yang mengemuka saat itu adalah pertimbangan banyaknya jamaah uzur, sehingga Kloter I dan 2 ditempatkan di Syib Amir. Mereka ini pindah dari lokasi di sektor 4 di Jumaizah nomor pondok 123 ke sektor 2 di Syib Amir di nomor 170,171 dan 172. "Jemaah pindah, pertimbangannya karena banyak yang uzur," kata Farhan Hamid, yang juga anggota tim Pengawas Haji dari Komisi VIII DPR RI. Disadari bahwa pemindahan itu akan menimbulkan resiko, yaitu jemaah terlambat masuk pondok dan menambah ongkos pindah, lanjut Farhan kepada pers saat itu. Pemindahan tersebut bener-benar membuahkan risiko. Kloter 8 bersikeras menuntut haknya, sesuai hasil kur`ah, yaitu ditempatkan di Syib Amir, yang lebih dahulu ditempati jemaah asal provinsi yang sama. Dari hasil pembicaraan dengan jemaah, munculnya protes jemaah kloter 1 dan 2 yang menghendaki ditempatkan di Syib Amir lantaran adanya kesalahan penulisan lokasi pemondokan. Hasil kur`ah menyebut bahwa mereka ini ditempatkan di pemondokan Syib Amir dan sekitarnya. Sayangnya, di Banda Aceh ditulis daerah Syib Amir saja. Dari informasi yang diterima dari tenaga mukimin, disebut bahwa Syib Amir dekat dengan Masjidil Haram. Namun setelah tiba di Mekkah, justru ditempatkan di Jumaizah, lokasinya 13.000 meter dari Masjidil Haram. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007