Moskow (ANTARA News) - Rusia pada Kamis berjanji akan mempertahankan tingkat pasukannya sekarang di bagian Eropa negara itu setelah mengundurkan diri dari perjanjian senjata era Perang Dingin, selama negara-negara Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) melakukan hal yang sama. "Rusia tidak punya rencana untuk meningkatkan kehadiran militernya di Eropa, itu jelas, jika tidak ada satu usaha negara-negara NATO untuk meningkatkan kehadiran milite ," kata Deputi Menlu, Alexander Grushko, yang dikutip kantor berita Interfax dan Itar Tass. Moskow membatalkan perjanjian Kekuatan Militer Konvensional di Eropa (CFE), yang diberlakukan untuk membatasi senjata dan pasukan di di seluruh benua itu. Penangguhan itu mulai berlaku 12 Desember. Grushko mengatakan, CFE, akan dibicarakan Juamt di pertemuan NATO-Rusia di maskasbesar aliansi itu Brussels. Juga masuk dalam agenda itu Afghanistan dan Kosovo, di mana Rusia menentang desakan Barat bagi provinsi itu diberikan kemerdekaan. Satu usul Moskow akan dibicarakan adalah kemungkinan membuka Rusia bagi transit pasukan NATO ke Afghanistan, kata Grushko. "Secara prinsip kami siap mempertimbangkan kemungkinan itu," katanya yang dikutip Interfax. Sekarang pasukan NATO yang berusaha menumpas gerakan Taliban di Afghanistan terbang melalui Georgia , Azerbaijan dan Asia Tengah , di mana AS mempertahankan sebuah pangkalan udara di Kyrgystan. Grushko mengatakan bahwa Rusia berpendapat lebih baik perundingan tentang akses ke Afghanistan itu dilakukan antara NATO dan Organisasi Perjanjian Keamanan Kolektif, yang termasuk Armenia, Belarus, Kazakhstan, Kyrgystan, Rusia dan Tajikistan, demikian laporan AFP. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007