Tulungagung, Jatim (ANTARA News) - Provinsi Jawa Timur diperkirakan mengalami surplus beras sekira 2,5 juta ton pada tahun ini karena hasil panen para petaninya mencapai 9,5 juta ton padi atau 6 juta ton beras, sementara kebutuhan untuk konsumsi masyarakat di daerah itu hanya 3,5 juta ton. Menurut Wakil Kepala Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur, Wibowo Eko Putro, berbagai langkah untuk meningkatkan produktivitas padi di daerahnya terus dilakukan diantaranya melalui pemberian bantuan benih, alat pembuatan pupuk organik, maupun bantuan pupuk urea dan NPK bagi petani. Mengenai ketersediaan pupuk bagi petani di Jawa Timur, Wibowo Eko Putro usai memberikan sambutan pada panen raya padi hibrida Intani-2 di Kabupaten Tulungagung, Kamis, mengatakan,"Pada 2007 ini, Jawa Timur mendapatkan kuota pupuk 1,1 juta ton dan pada 2008 tidak akan dikurangi." Sementara Bupati Tulungagung Heru Tjahjono dalam kesempatan yang sama mengatakan bahwa pada 2007 daerahnya memberikan kontribusi sekitar 64 ribu ton beras dari total produksi beras Jawa Timur. Total areal tanam Kabupaten Tulungagung 2007 tercatat 43 ribu hektar yang terdiri dari lahan teknis dan non teknis, sedangkan pengalihan fungsi lahan pertanian menjadi pemukiman dan lainnya diakui masih sangat sedikit. Dalam meningkatkan kontribusi produksi beras bagi Jawa Timur, Tulungagung terus berupaya meningkatkan produksi berasnya melalui perbaikan-perbaikan saluran irigasi, penyediaan bibit unggul bagi petani, menjamin ketersediaan pupuk, dan pemanfaatkan teknologi pertanian. Di Desa Pagersari Kecamatan Kalidawir, Kabupaten Tulungagung, Wakil Kepala Dinas Pertanian Jawa Timur bersama bupati setempat dan beberapa Direktur PT Bisi Internasional Tbk telah memimpin acara panen raya padi hibrida Intani-2 yang dikenal memiliki produktivitas tinggi, tahan hama, dan umur panen pendek. Padi Intani-2 merupakan varietas padi unggul yang benihnya dihasilkan oleh PT Bisi International Tbk, perusahaan agrobisnis yang juga menghasilkan benih jagung super hibrida Bisi 2 dan Bisi 16. Menurut Wakil Direktur Utama Bisi, Jemmy Eka Putra, tingkat produktivitas padi hibrida Intani-2 mencapai lebih dari 13 ton per hektar, dengan umur tanaman hanya 85 hari, dan hasil panen ini hampir tiga kali lipat rata-rata produktivitas padi nasional yang hanya 4,7 ton per hektar. Pengembangan padi hibrida ini, menurut Jemmy, terutama dimaksudkan untuk meningkatkan kesejahteraan petani Indonesia dan juga turut membantu pemerintah dalam mewujudkan swasembada beras. Pada tahun 2007, padi hibrida Intani-2 diperkirakan telah memberikan kontribusi sekira 700 ton dari produksi nasional dengan areal tanam seluas 50 ribu hektar yang tersebar di seluruh Indonesia. Pada 2008, Bisi International menargetkan produksi padi Intani-2 mencapai 7.700 ton yang mencakup areal tanam seluas 500 ribu hektar.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2007