Brisbane (ANTARA News) - Panglima TNI, Marsekal TNI Djoko Suyanto dijadwalkan bertemu dengan Menteri Pertahanan Australia Joel Fitzgibbon dan Panglima Angkatan Bersenjata Australia (ADF) Marsekal Allan Grant (Angus) Houston di Canberra, Senin, sehubungan dengan purna tugasnya selaku panglima TNI. Atase Darat di KBRI Canberra, Kolonel Cpl Sugiono kepada ANTARA yang menghubunginya dari Brisbane mengatakan ia menjemput kedatangan Panglima TNI Marsekal Djoko Suyanto di Bandar Udara Internasional Sydney, Minggu malam, untuk kemudian bertolak ke Canberra. "Sesuai agenda acara, Panglima Senin pagi mengawali kunjungan beliau ke Menteri Pertahanan Joel Fitzgibbon dan dilanjutkan dengan kunjungan ke Marsekal Angus Houston. Setelah itu, Panglima langsung bersiap kembali ke Tanah Air," katanya. Marsekal TNI Djoko Suyanto April 2007 sempat bertemu Marsekal Angus Houston dalam kunjungan resmi untuk semakin memperkuat hubungan angkatan bersenjata kedua negara. Djoko Suyanto mengakhiri masa tugasnya selaku panglima TNI setelah pada 7 Desember lalu, rapat paripurna DPR menyetujui usul Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengenai pencalonan Kepala Staf TNI AD, Jenderal TNI Djoko Santoso, sebagai panglima TNI. Hubungan TNI dengan ADF terus meningkat dalam beberapa tahun terakhir. Untuk meningkatkan kemampuan TNI-AU dalam operasi bantuan kemanusiaan dan penanggulangan bencana di Tanah Air misalnya, Angkatan Udara Australia tahun ini menyerahkan bantuan suku cadang Hercules C-130E senilai Rp2,8 miliar. Seperti termuat dalam informasi KBRI Canberra, kerja sama pertahanan antara kedua angkatan bersenjata sudah dimulai sejak 1968 dengan program pemetaan di Indonesia. Selanjutnya, pada dekade 1980-an, kerja sama tersebut diwadahi dalam suatu lembaga yang disebut "Indonesia-Australia Defence Cooperation Program" (DCP). DCP ini memiliki kegiatan rutin setiap tahun berupa pertemuan yang dilaksanakan secara bergiliran di Australia dan Indonesia. Beberapa kerja sama yang telah dilakukan selama ini adalah Latihan Kartika-Kangaro (TNI-AD), Latihan Albatros (TNI AU) dan Latihan Kakadu, Latihan Cassoary, Passex dan Latihan Cakrawala baru, serta pengadaan kapal patroli dan pesawat Nomad (TNI AL). Kendati kerja sama militer kedua negara sempat terganggu akibat krisis Timor Timur tahun 1999 ditandai dengan dihentikannya seluruh kegiatan DCP kecuali program pendidikan, kedua pihak berupaya kembali memperbaiki kerja sama melalui penyelenggaraan pertemuan informal pejabat Dephan RI dan Dephan Australia pada 2001. Selanjutnya, kerja sama pertahanan kedua negara kembali membaik, seperti dapat dilihat dari kegiatan-kegiatan bersama yang diselenggarakan Dephan, angkatan bersenjata dan satuan angkatan bersenjata kedua negara. Beberapa kegiatan itu adalah dialog strategis pertahanan, penelitian dan analisis bidang intelijen, seminar keamanan maritim, manajemen konsekuensi dan kontra terorisme, dan seminar tentang pasukan penjaga perdamaian. (*)

Copyright © ANTARA 2007