Bengkulu (ANTARA News) - Menyusul terjadinya "gempa 7,8 SR" pada Senin pagi 09.30 WIB, ribuan warga Kota Bengkulu berlarian menunju lokasi pengungsian yang telah ditetapkan oleh pemerintah setempat. Gempa dengan guncangan cukup kuat dan berpotensi menimbulkan tsunami itu, membuat warga panik sehingga secara spontan mereka pun keluar rumah dan menuju pengungsian yang lokasinya cukup tinggi. Sementara Gubernur Bengkulu Agusrin Maryono Najamuddin, Walikota Bengkulu Ahmad Kanedi, Danrem 041 Garuda Emas Brigjen TNI Amril Amir, begitu mendapat pemberitahuan dari BMG setempat bahwa gempa itu berpotensi tsunami langsung menuju Posko utama di Kantor Walikota Bengkulu. Begitu sampai, mereka langsung memberikan instruksi kepada para petugas di lapangan agar melakukan evakuasi warga terutama anak, wanita dan kalangan lanjut usia. "Saya minta seluruh warga yang bermukim di lokasi rendah segera di arahkan menunjuk pengungsian, termasuk para narapidan di Lapas agar dibawa ke lapangan Meredeka," kata Walikota Bengkulu, melalui jaringan Rapi. Gubernur juga memerintahkan, para petugas Sakorlak untuk mengevakuasi warga dan memastikan tidak ada masyarakat yang tertinggal. "Pokoknya semua warga terutama yang berada di pesisir di bawa ke pengungsian, jangan sampai ada yang tertinggal. `Sisir` kembali pemukiman untuk memastikan seluruhnya sudah mengungsi," katanya. Usai memberikan perintah, gubernur, walikota dan Danrem langsung ke lapangan menggunakan sepeda motor. Ketiganya menuju lokasi-lokasi pengungian untuk memastikan kondisi para pengungsi. Di lokasi-lokasi pengungsian seperti Lapangan Merdeka, Mesjid Jamik, Simpang Empat Pantai, lapangan bola Kemuning, STM (SMK negeri 2) dan gedung Balai Buntar dipenuhi para pengungsi. Warga yang bermukin di sekitar tempat pengungsian, berkumpul ditenda yang telah disediakan oleh pemerintah daerah. "Saya minta semunya tenang, di lokasi ini aman karena ketinggiannya di atas 13 meter," kata gubernur kepada para pengungsi yang sebagian besar wanita dan anak-anak itu. Kepanikan itu terjadi saat simulasi penyelamatan gempa bumi besar yang berpotensi menimbulkan tsunami. Sekitar 2.000-an warga dan anak sekolah ambil bagian dalam simulasi tahap pertama yang dilaksanakan pemerintah provinsi dan pemerintah Kota Bengkulu. Gubernur Bengkulu Agusrin M Najamuddin di sela simulasi menjelaskan, kegiatan serupa rencananya akan digelar pada 15 dan 20 Desember 2007, guna memberikan pemahaman kepada warga terkait upaya penyalematan diri ketika terjadi gempa dan tsunami. "Ke depan kegiatan seperti ini akan kita laksanakan secara rutin. Ini penting karena daerah kita memang rawan terhadap gempa dan tsunami," katanya. Guna mengantisipasi terjadinya gempa bumi dan tsunami, pemerintah provinsi dan kabupaten/kota di Bengkulu telah melaksnakan berbagai persiapan diantaranya menetapkan titik-titik pengungsian seperti di Kota Bengkulu terdapat 11 tampat dan Kabupaten Muko Muko 13 tempat. Ia membantah kalau kegiatan simulasi itu terkait dengan dengan ada isu gempa bumi 8,5 SR yang diperkirakan oleh paranormal Barsil Jucelino Nobrega da Luz akan terjadi pada 23 Desember 2007. "Tidak ada kaitannya. Isu itu tidak benar karena disampaikan oleh orang yang bukan ahlinya. Nobrega itu kan hanya guru SMU, bukan ahli gempa jadi tidak ada alasan bagi kita untuk mempercayainya," ujarnya.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2007