Jakarta (ANTARA News) - Kalangan perbankan tidak tertarik memberikan bantuan modal kepada petani yang mengembangkan produksi padi karena beresiko relatif tinggi, kata Dirjen Tanaman Pangan Departemen Pertanian, Soetarto Ali Muso. "Petani padi resikonya tinggi sehingga perbankan tidak tertarik memberikan bantuan modal," katanya saat "Dialog Kebangsaan: Mampukah Indonesia Swasembada Beras 2008" yang diselenggarakan Agriculture Policy Institute di Unversitas Paramadina, di Jakarta, Selasa malam. Ia menyatakan, petani padi terutama di Pulau Jawa juga menghadapi masalah lahan pertanian yang relatif sempit. Contohnya, katanya, di Yogyakarta lahan milik petani hanya sebatas ratusan meter persegi yang umumnya berstatus warisan. Ia mengatakan, pemerintah berusaha memberikan bantuan kepada petani berupa berbagai program kredit usaha pertanian meskipun hingga saat ini hasilnya belum optimal. "Juga ada kemitraan dengan pengusaha," katanya dalam dialog dengan pembicara lainnya Direktur Utama Perum Bulog, Mustafa Abu Bakar dan Ketua Umum Dewan Tani Indonesia, Fery J. Juliantono. Pada kesempatan itu Soetarto juga menyatakan harapan petani tentang tersedianya benih saat musim panen, tersedia pupuk secara tepat waktu, dan sarana pengendalian hama yang tepat untuk meningkatkan produksinya. Pemerintah daerah memiliki peran untuk menggerakan tersedianya berbagai sarana dan prasarana pertanian secara tepat waktu supaya petani bisa berproduksi secara optimal, kata Soetarto Ali Muso.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007