Pasokan utama produksi JOB Pertamina Medco Tomori Sulawesi disalurkan ke pabrik Donggi Senoro LNG (DSLNG) dan pabrik amoniak PT Panca Amara Utama (PAU
Jakarta (ANTARA) - Pertamina Hulu Energi (PHE) Operator Wilayah Kerja (WK) Minyak dan Gas Bumi (Migas) Senoro – Toili, yakni Joint Operating Body (JOB) Pertamina Medco Tomori Sulawesi membukukan produksi gas sebesar 343 mmscfd .hingga April 2019.

Capaian tersebut melebihi target APBN 300 mmscfd, dengan penyerapan pasar sebesar 329 mmscfd atau sekitar 110 persen, berdasarkan data yang dihimpun Antara di Jakarta, Senin.

Pasokan utama produksi JOB Pertamina Medco Tomori Sulawesi disalurkan ke pabrik Donggi Senoro LNG (DSLNG) dan pabrik amoniak PT Panca Amara Utama (PAU).

Direktur Utama PHE Meidawati sebagai pemegang 50 persen kepemilikan saham menyebutkan, kinerja gemilang tersebut adalah hasil kerja keras bersama antara PHE dan partner, dalam mempersiapkan strategi yang mendukung upaya peningkatan produksi, ditambah dengan kebutuhan pasar yang meningkat sehingga gas yang dihasilkan dapat diserap secara maksimal.

“Kita juga dapat keuntungan lain dari kenaikan produksi gas ini, yakni peningkatan kondensat terproses. Hingga April -2019 tercatat produksi kondesat WK Senoro- Toili sebesar 8.441 BOPD atau 107 persen diatas target APBN yang ditetapkan 7.860 BOPD” lanjut Meidawati.

JOB Tomori akan terus mengupayakan untuk menjaga reliability dan availibility dari Senoro CPP di atas 97,5 persen dan juga terus mengupayakan minimalisasi jumlah stok kondensat di tangki setiap akhir bulan sehingga dapat memaksimalkan jumlah lifting kondensat di tahun 2019.

“Pengembangan Senoro Phase 2 sebesar 95 mmscfd sedang dipersiapkan, harapannya tahun 2023 sudah dapat on stream”, lanjut Meidawati.

Tidak hanya berfokus pada peningkatan produksi, JOB Pertamina Medco Tomori Sulawesi juga tetap mencari cadangan migas baru melalui kegiatan eksplorasi. Bulan Maret 2019 lalu JOB Pertamina Medco Tomori Sulawesi baru saja menyelesaikan eksplorasi seismic 2D sepanjang 396 km.

Pewarta: Afut Syafril Nursyirwan
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2019