Ternate (ANTARA News) - Ratusan siswa SMP Negeri Umere di Pulau Gebe, Kabupaten Halmahera Tengah, Maluku Utara (Malut), sejak beberapa hari belakangan ini terpaksa belajar di tenda dan rumah guru, sehubungan gedung sekolah mereka diblokir sejumlah warga. "Warga memblokir gedung SMP karena material yang dipakai untuk pembangunan gedung SMP senilai Rp13 juta belum dibayar kontraktor," kata tokoh masyarakat Pulau Gebe, Muh. Salim di Ternate, Jumat. Warga sebenarnya menyadari bahwa tindakan memblokir gedung SMP menggangu kelancaran aktvitas belajar siswa, tapi mereka terpaksa melakukannya karena hanya cara itu yang dinilai paling efektif untuk mendapatkan haknya. Muh. Salim mengimbau kontraktor segera membayar material bangunan warga yang dipakai untuk pembangunan gedung SMP tersebut, selain itu Pemkab Halteng dan pihak terkait lainnya juga diminta turun tangan untuk menyelesaikan masalah ini. Masalahnya, mereka (warga) mengancam tidak akan terus beraksi kalau hak mereka belum diselesaikan kontraktor, sementara dalam kondisi musim hujan seperti sekarang, bagi siswa belajar di bawah tenda tentu sangatlah tidak nyaman. "Saya prihatin melihat anak-anak belajar dalam kondisi seperti itu. Kalau alasannya karena gedung sekolahnya rusak akibat bencana alam, mungkin kita bisa pahami mereka belajar seperti itu, tapi ini akibat ulah kontraktor," katanya. Yang belajar di bawah tenda adalah siswa kelas I, sementara siswa kelas II dan kelas III belajar di rumah seorang guru di SMP tersebut. Karena jumlah siswa belum banyak, sehingga semuanya bisa tertampung walaupun harus berdesak-desakan. Pemkab Halteng ketika dihubungi membenarkan adanya aksi pemblokiran gedung SMP di Pulau Gebe dan pemkab telah memerintahkan pejabat dari instansi terkait untuk menyelesaikan masalah itu secepatnya. (*)

Copyright © ANTARA 2007