Bandung (ANTARA) - Gubernur Jawa Barat M Ridwan Kamil mendampingi Menteri BUMN Rini Soemarno menyaksikan detik-detik penembusan Tunnel Walini, yang akan digunakan untuk perlintasan Kereta Cepat Jakarta-Bandung, di Perkebunan Maswati, Desa Kanagasari, Kecamatan Cikalong Wetan, Kabupaten Bandung Barat, Selasa.

Gubernur yang akrab disapa Kang Emil ini mengatakan progres pembangunan proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) menunjukkan perkembangan yang luar biasa setelah Tunnel berhasil ditembus.

"Kami berharap di akhir 2019 konstruksi KCJB bisa mencapai progres yang lebih mendekati target. Sehingga target di 2021 Kereta Cepat beroperasi, dapat tercapai," kata gubernur.

Setelah pengerjaan selama 15 bulan, terowongan dengan panjang 608 meter ini menjadi yang pertama berhasil ditembus dari 13 terowongan KCJB yang akan dibangun.

Pada acara tersebut juga hadir Direktur Jenderal Pengadaan Tanah Arie Yuriwin, serta jajaran Pemerintah Kabupaten Bandung Barat.

Menurut dia, Pemerintah Provinsi Jawa Barat telah menyelesaikan berbagai dinamika yang didapati selama proyek berlangsung.

"Terakhir kita bahas yang melewati Purwakarta, melewati tambang- tambang yang juga bagian dari jalur. Kemudian kita juga sudah putuskan koneksi dari Tegalluar ke Kota Bandung dengan LRT adalah dua kilometer, dari situ nyambung ke eksisting jalur kereta ke Kebonkawung pusat kota Bandung," kata dia.

Selain itu, lanjutnya, ke depan juga akan dibuat stasiun transit, berlokasi di wilayah Masjid Raya Al-Jabbar Gedebage, Kota Bandung. Rencananya, dia yang akan mendesain bangunan stasiun tersebut.

Menurut Emil, proyek kereta api cepat ini akan menjadi kebanggaan nasional,  mendukung pergerakan ekonomi,  juga akan lahir kota- kota baru.

"Penduduk Jawa Barat ini hampir 50 juta, dengan lahirnya kota- kota baru akan menjadi titik pemerataan pertumbuhan. Hingga suatu saat bukan tidak mungkin ada warga Walini kerjanya di Jakarta," tambahnya.

Dia berharap, model percepatan transportasi ini bisa menjadi penghubung di daerah strategis lain yang cepat pertumbuhan industrinya.

Sebagai terowongan pertama yang berhasil ditembus, Tunnel Walini memiliki diameter dalam mencapai 12,6 meter dan diameter luar mencapai 14,3 meter. Tahap persiapan konstruksi Tunnel Walini telah dimulai sejak semester kedua tahun 2017 yang juga mencakup  tahap konstruksi guide wall dan pipe roof.

Pada Juli 2018, pengerjaannya berlanjut dengan penggalian pertama pada sisi outlet tunnel dan pekerjaan lain di antaranya supporting, invert, dan secondary lining.
Seiring dengan penggalian pada sisi outlet tunnel, pada 30 Desember 2018 pekerja mulai menggali sisi inlet tunnel.

Setelah berhasil ditembus, pengerjaan pada tunnel ini akan terus berlanjut dengan pekerjaan konstruksi lainnya seperti (racking, signaling dan pemasangan kabel).
Sementara stasiun kereta cepat Walini akan terkoneksi dengan moda transportasi umum lainnnya guna meningkatkan aksesibilitas dan mobilitas masyarakat pada kawasan tersebut.


Baca juga: Selesai 2020, kereta cepat Jakarta-Bandung pertama di Asia Tenggara
Baca juga: Menteri BUMN: Tujuan proyek kereta cepat untuk bangun kota baru

Pewarta: Ajat Sudrajat
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2019