Solo (ANTARA) - Bank Indonesia (BI) Kantor Perwakilan Surakarta melibatkan ulama untuk mengendalikan inflasi pada momentum Ramadhan dan Lebaran 2019.

"Terkait upaya pengendalian inflasi ini salah satunya adalah komunikasi yang efektif. Berbagai saluran kami lakukan, salah satunya hari ini kami mengundang Majelis Ulama Indonesia, pemuka agama, Muhammadiyah, NU, Forum Komunikasi Pondok Pesantren, dan Dewan Masjid," kata Deputi BI Kantor Perwakilan Surakarta Taufik Amrozy, Selasa.

Pihaknya menilai upaya tersebut penting dilakukan karena peran tokoh agama sangat penting, terutama pada momentum saat ini.

"Mudah-mudahan dengan komunikasi ini bisa menambah pemahaman, bijak belanja, dan hemat atau perilaku tidak berlebihan," katanya.

Selain ulama, pada kesempatan tersebut pihaknya juga mengundang ibu-ibu PKK mengingat ibu memiliki peran penting dalam mengatur keuangan keluarga.

"Setiap rumah kan punya 'menteri keuangan', ibu-ibu dari mulut ke mulut juga bisa menularkan ke teman-temannya. Perilaku ini kami edukasikan ke masyarakat bahwa pengendalian inflasi sangat penting," katanya.

Pada kesempatan yang sama, Ketua MUI Surakarta Sobari mengatakan MUI menyadari sepenuhnya bahwa pada momentum Ramadhan dan Lebaran, umat Islam menjadi salah satu pemicu inflasi.

"Banyak yang belanja, ini menjadi salah satu pemicu inflasi. Padahal di dalam ajaran Islam sudah ada bagaimana memanfaatkan harta, bagaimana berbelanja, dan berpakaian jangan berlebihan," katanya.

Terkait hal itu, dikatakannya, MUI akan mencoba untuk menyampaikannya kepada masyarakat.

"Pada bulan Ramadhan kan banyak ceramah, kami sampaikan lewat itu. Ramadhan bukan semangat untuk balas dendam makan, tetapi ini hanya euforia. Belanja secukupnya, berbuka secukupnya," katanya.


Baca juga: BI: Inflasi April 0,35 persen dipicu harga bawang dan tiket pesawat
Baca juga: BI nilai inflasi April 2019 karena faktor musiman

Pewarta: Aris Wasita
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2019