Palembang (ANTARA News) - PT. Tambang Batubara Bukit Asam (PTBA) Persero, Tbk kini hanya mengekspor produksinya sekitar 25 persen, sementara 75 persen lainnya dipasarkan di dalam negeri. Konsumen domestik batubara itu adalah PLTU Suralaya 6,1 juta ton/tahun yang diikat dengan kontrak jangka panjang, PLTU Tarahan 800 ribu ton/tahun, dan PLTU Bukit Asam 1,1 juta ton/tahun, kata Dirut PT. Tambang Batubara Bukit Asam (Persero), Tbk, Ir.Sukrisno, di Palembang, Selasa. Menurut dia, total penjualan di pasar domestik sekitar 7,9 juta ton/tahun. Kalau produksinya hanya 10 juta ton/tahun, berarti sisanya itulah untuk ekspor. Kalau kebijakan pemerintah nanti mengeluarkan domestik market obligation (DMO), misalnya sekitar 40 persen dari produksi, maka PTBA sudah tidak kena karena sekarang ini sudah di atas 50 persen, katanya. Meskipun demikian, tidak tertutup kemungkinan PTBA juga membantu apabila dari PLN membutuhkan bantuan dengan dasar bisnis to bisnis. Ia menyatakan, PTBA merupakan perusahaan publik yang dari waktu ke waktu harus ada peningkatan. Kalau batubara yang diproduksi tidak meningkat, maka paling tidak penjualannya atau volume penjualannya harus meningkat yaitu mengambil terobosan-terobosan dengan cara treding. "Kita sudah punya anak perusahaan yakni Bukit Asam Prima yang ada di Kalimantan dia membeli batubara kemudian dibawa ke Tarahan untuk dicampur sehingga punya nilai jual lebih tinggi," ujarnya. Produksi PT.BA itu tetap sekitar 9 juta ton sampai 9,5 juta ton/tahun, tetapi volume penjualannya meningkat dari waktu ke waktu, maka laba bersihnya juga meningkat dan untuk tahun ini penjualan sekitar 10,8 juta ton. Sementara mengenai kenaikan harga batubara tahun ini, ia menjelaskan, kalau untuk tahun 2007 tidak banyak membantu karena kontraknya setahun dan kontrak tahun 2008 mungkin bisa dinikmati. Mengenai apakah perusahaan tambang itu berencana menaikkan produksi, ia menegaskan, rencana naik itu tergantung dengan angkutan kereta api. Kalau kereta api naik 5-6 persen, maka BUMN itu juga akan melakukan hal yang sama. Kalau untuk penjualan diharapkan naik sekitar 20 persen, sedangkan produksi sama dengan tahun lalu naik sekitar satu persen, katanya.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007