Kuala Lumpur (ANTARA News)- Perayaan Idul Adha di Kuala Lumpur, Malaysia, Kamis, tidak berbeda jauh dibandingkan Jakarta, tapi pembagian daging kurban tidak seramai di Indonesia karena jumlah orang miskin di Malaysia tidak terlalu banyak. KBRI Kuala Lumpur mengadakan salat Idul Adha di Wisma Duta Kuala Lumpur dimana hadir masyarakat Indonesia yang terdiri dari pegawai kedutaan, para TKI dan TKW, para mahasiswa, para ketua Parpol di Malaysia dan ekspatriat Indonesia yang bekerja di Malaysia. "Kami seperti biasa tidak menyembelih hewan kurban di Wisma Duta. Kurban para keluarga diplomat disalurkan melalui Deplu kemudian disalurkan ke keluarga miskin di Indonesia," kata juru bicara KBRI Kuala Lumpur Eka A Suripto. Setelah salat Idul Adha dan saling bersalaman, masyarakat menyantap nasi kotak Sari Ratu dan prasmanan yang disediakan oleh KBRI sambil berbincang-bincang untuk menanyakan kabar masing-masing. "Dari TKI dan TKW yang ikut salat Idul Adha di Wisma Duta ada sekitar 300 orang di antaranya dari pabrik Epson, JVC, dan beberapa pabrik elektronik lainnya," kata Atase Tenaga Kerja Teguh H Cahyono. Beberapa media massa Malaysia meliput salad Idul Adha di KBRI, di antaranya harian The Star dan RTM. Pelaksanaan penyembelihan hewan kurban di beberapa masjid di kawasan Sentul Kuala Lumpur ternyata tidak banyak hewan yang disembelih. Hanya dua atau tiga ekor saja tapi semua hewan yang dipotong adalah lembu (sapi) tidak ada kambing. Begitu pula dengan masyarakat yang menonton hanya sedikit. "Di beberapa tempat memang ada yang membagikan kupon kepada warga miskin, ada juga dana kurban dikumpulkan oleh organisasi politik, organisasi masyarakat atau badan amal zakat Malaysia yang kemudian disalurkan ke negara lain, misalkan Indonesia, Bangladesh, Thailand," kata Darul Amin, WNI yang sudah 25 tahun menetap di Malaysia. "UMNO Putri menyalurkan korbannya ke rakyat miskin di Padang," tambah Eka Suripto. "Kalau di kawasan perumahan saya, tidak ada yang bagikan kupon. Jadi setelah hewan kurban disembelih kemudian dimasak di makan bersama-sama, ada juga yang dibagikan kemudian dibawa pulang ke rumah masing-masing," kata Wawan, ketua Partai Demokrat di Malaysia yang sudah belasan tahun tinggal di Kajang Selangor. "Biasanya warga yang ingin mencicipi daging kurban datang ke masjid. Ambil daging kurban kemudian dibawa pulang. Tidak sampai harus antri atau berebutan,"kata Radzi, wartawan RTM (Radio Television Malaysia). Masyarakat Indonesia juga jarang menyembelih hewan kurban di Malaysia. Umumnya, mereka mengirimkan uang ke Indonesia dan berkurban di daerah asal masing-masing.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007