Kualumpur (ANTARA News/Reuters) - Satu kelompok muslim Malaysia mulai memboikot produk-produk utama AS Jumat dan saat bersamaan para demonstran negeri itu menuntut penghentian konflik Gaza menyusul meningkatnya kemarahan dunia Muslim atas ofensif Israel yang sudah memasuki hari keempatbelas. Asosiasi Konsumen Muslim Malaysia mengatakan, kaum muslim di negara Asia Tenggara itu tidak akan membeli produk buatan pabrik pasta gigi AS Colgate-Palmolive Co, minuman ringan Coca-Cola dan dan kedai kopi Starbucks untuk memprotes ketidakmauan AS beraksi menghentikan serangan Israel di Gaza. "Kami mengajak konsumen-konsumen Muslim untuk secara internasional bersatu sehingga kita bisa mengajarkan satu pelajaran pada Israel dan sekutu-sekutunya," kata Ma'amor Osman, dalam pernyataan resmi asosiasi itu, kepada para wartawan yang berkerumun di masjid agung nasional setelah shalat Jumat. "Upaya ini untuk melawan arogansi dan kekejaman Israel dan sekutu-sekutunya terhadap rakyat Palestina," katanya seraya mendesak pemerintah Malaysia mengakhiri semua kontrak dagang dengan perusahaan-perusahaan AS. Amerika Serikat adalah salah satu pasar ekspor terbesar Malaysia yang menyerap lebih dari sepersepuluh total ekspor Negara Jiran itu. Lebih dari 750 orang terbunuh dalam Perang Gaza dan Israel meneruskan ofensifnya Jumat ini dengan mengabaikan resolusi Dewan Keamanan PBB yang mendesak diadakannya gencatan senjata segera dalam konflik itu. Serangan Israel telah membangkitkan rangkaian demonstrasi penuh kemarahan di banyak negara berpenduduk mayoritas muslim seperti Indonesia, Turki, Irak, Yordania dan Mesir. Sekitar 2.000 demonstran muslim berkumpul di luar Kedutaan Besar AS di ibukota Malaysia Jumat sambil meneriakkan slogan-slogan anti Israel dan teriakan Allahu Akbar di hadapan sekitar 100 polisi anti huru hara yang berdiri menyaksikan mereka. Salah seorang demonstran membawa boneka bayi yang ditutup selubung darah, sementara lainnya membakar orang-orangan seperti Presiden George W. Bush dan Perdana Menteri Israel Ehud Olmert. Masjid-masjid di ibukota Malaysia menyelenggarakan doa khusus untuk warga Palestina. Perdana Menteri Malaysia Abdullah Ahmad Badawi mengumumkan sanksi terhadap Israel, dengan menyebut dunia mempunyai "kewajiban moral" untuk menyelamatkan Palestina, demikian suratkabar New Straits Times, Jumat. Mantan PM Mahathir Mohamad mendesak muslim seluruh dunia untuk menghentikan penggunaan dolar AS. "Jika cukup bagi kita untuk melakukan ini, maka nilai (dolar AS) akan jatuh, seperti mereka lakukan pada 1997," kata Mahathir menunjuk krisis ekonomi Asia tahun 1997 yang dia sebut sebagai ulah para spekulan mata uang. Mahathir menuntut PBB membentuk sebuah pengadilan kejahatan perang untuk mengadili para pemimpin Israel atas keterlibatannya dalam serangan ke Palestina. (*)

Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2009