Yogyakarta (ANTARA News) - Pengamat Politik Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Agung Nugroho mengatakan pengulangan Pemilihan Gubernur (Pilgub) Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) berpotensi menimbulkan konflik antarpendukung. "Karenanya, potensi itu harus diantisipasi oleh aparat keamanan setempat, sehingga pengulangan Pilgub dapat berjalan lancar dan yang terpenting pendukung kedua pasangan gubernur dan wagub dapat merima apapun hasilnya," kata Agung Nugroho di Yogyakarta, Sabtu. Diminta komentarnya tentang keputusan Mahkamah Agung (MA) agar Pilgub Sulsel diulang,ia mengatakan bahwa potensi konflik bisa terjadi jika pasangan gubernur dan wagub pada pemilihan pertama dinyatakan menang atau memperoleh suara terbanyak, namun pada pemilihan ulangan mereka kalah dalam pengumpulan suara. "Kondisi seperti itu akan membuat kecewa para pendukungnya dan bila mereka tidak menerima hasilnya maka dikhawatirkan timbul konflik. Untuk itu,aparat keamanan harus mewaspadai potensi konflik agar tidak berkembang menjadi konflik antarpendukung," katanya. Ia mengatakan, pilgub memang harus diulang karena sudah ada keputusan hukum dari MA. Untuk itu, KPUD Provinsi Sulsel harus melaksanakan keputusan tersebut, meskipun harus membuat kecewa salah satu pasangan gubernur dan pendukungnya. "Para pendukung pasangan gubernur dan wagub Sulsel harus menerima keputusan MA yang memerintahkan KPUD setempat melakukan pengulangan Pilgub di empat wilayah kabupaten di provinsi itu," katanya. Menurut dia, KPUD Provinsi Sulsel harus melaksanakan putusan MA dengan konsekuen dan benar - benar demokratis, sehingga tidak menimbulkan kecurangan maupun manipulasi jumlah suara. Hasil pemilihan kedua (ulangan) itu hendaknya benar-benar obyektif sesuai dengan aspirasi seluruh masyarakat Provinsi Sulsel, katanya.(*) (L.B015*H008/B/H008/H008) 22-12-2007 16:21:10 NNNN

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007