Markas PBB (ANTARA News) - Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) memperpanjang misi membangun perdamaiannya di Sierra Leone sembilan bulan untuk mempertahankan kehadiran dan membantu mempersiapkan pemilihan setempat yang direncanakan pada Juni 2008. Negara Afrika barat kaya-mineral itu telah menderita selama satu dasawarsa perang saudara yang telah menyebabkan sekitar 50.000 orang tewas antara 1991 dan 2002. Tentara penjaga perdamaian PBB telah tinggal di negara itu pada 2005. Dewan mengatakan akan minta Sekjen PBB Ban Ki-moon untuk melakukan pengurangan 20 persen staf pada 31 Maret dan penghentian misi itu pada 30 September 2008. Resolusi Jumat itu, yang dirancang oleh Inggris, minta "misi tersebut berlanjut dengan 80 persen dari kekuatannya sekarang ini hingga 30 Juni 2008". Misi menciptakan-perdamaian, yang dikenal sebagai UNIOSIL (Kantor Gabungan PBB di Sierra Leone), memiliki staf sipil 298 orang. Sebagai penggantinya di kantor UNIOSIL itu, PBB mengusulkan pejabat bukan militer yang lebih banyak untuk meneruskan proses membangun-perdamaian itu, menghasilkan bantuan donor internasional serta mendorong rekonsiliasi nasional dan pembaruan konstitusi. Situasi di Sierra Leone tetap stabil tapi rapuh, dan negara itu menghadapi krisis berat keuangan sebagai akibat dari penghasilan negara itu yang terbatas, kata Ban dalam laporan pada Dewan Keamanan 4 Desember. Sierra Leone, bekas jajahan Inggris dari 5,7 juta orang yang memperoleh kemerdekaan pada 1961, telah memilih Ernest Bai Koroma, seorang bekas eksekutif asuransi, sebagai presiden pada September setelah putaran kedua pemilihan yang menegangkan, demikian laporan Reuters. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007