Lucknow, India (ANTARA News) - Polisi India pada Sabtu mengumumkan telah menahan dua orang yang diduga anggota ekstrimis Islam dalam kaitan dengan serentetan ledakan di luar gedung pengadilan di tiga kota di India utara bulan lalu, yang menewaskan 13 orang. Para petugas dari negara bagian Uttar Pradesh dan petugas-petugas keamanan nasional menangkap dua orang warga Muslim, yang dicurigai pengikut kelompok militan yang bermarkas di Bangladesh, Harkatul Jihad al-Islami (HuJi). "Keduanya berkaitan dengan ledakan-ledakan itu," kata Amitabh Yash, pejabat kepolisian negara bagian yang membidangi operasi-operasi anti teror mengatakan kepada AFP. Ia menambahkan bahwa orang-orang itu adalah `tokoh sangat penting pada saat pembentukan HuJi.` Mereka kedapatan membawa bahan peledak dan alat peledaknya pada saat mereka ditangkap pada Sabtu pagi di sebuah stasiun kereta api sekitar 30 kilometer dari ibukota negara bagian, Lucknow, kata pejabat tersebut. Polisi meyakini bahwa sedikitnya salah seorang di antara mereka, yang keduanya berasal dari Uttar Pradesh, mendapat latihan teror di Kashmir, di mana satu gerakan separatis memberontak menentang India selama hampir dua dasawarsa, kata kantor berita PTI melaporkan. Pada pemboman 23 November di luar gedung pengadilan setempat di Lucknow, yang adalah kota suci bagi warga Varanasi dan di Faizabad, ditujukan kepada para pengacara, kata dugaan polisi. Sekitar 40 orang juga menderita cedera dalam ledakan-ledakan itu. Satu e-mail ancaman juga dikirimkan kepada saluran-saluran televisi hanya beberapa menit menjelang ledakan itu terjadi, yang menuduh para pengacara di negara bagian itu menjatuhkan tuduhan yang salah terhadap masyarakat bahwa polisi teroris dan menolak membela mereka. Para pengacara telah berulangkali menolak membela mereka kelompok militan Islam yang sedang menghadapi tuduhan-tuduhan ikut ambil bagian dalam aksi-aksi serangan teror. Pata analis mengatakan, kelompok-kelompok ekstrimis Islam juga berusaha mengobarkan ketegangan-ketegangan keagamaan untuk menggelincirkan proses perdamaian India-Pakistan berkaitan sengketa wilayah Kashmir, di mana kedua negara menduduki sebagian dari wilayah itu namun mengklaim berhak sepenuhnya. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007