Padang (ANTARA News) - Aktivitas perekonomian sejumlah daerah dan pasar tradisional di Sumatera Barat terganggu akibat munculnya desas-desus bahwa gempa bumi disertai tsunami akan melanda daerah ini. Desas-desus akan terjadi gempa disertai tsunami pada 21, 22, dan 23 Desember 2007 mengakibatkan banyak warga meninggalkan daerahnya untuk mengungsi. "Kegiatan ekonomi khususnya aktivitas jual beli menyusut hingga 50 persen, sehingga para pengusaha menderita kerugian ratusan hingga miliaran rupiah," kata Ketua Umum Kadin Sumbar, Asnawi Bahar, di Padang, Senin. Dia tidak menyebutkan angka pasti kerugian karena sangat sulit dihitung, namun dari laporan yang masuk, kegiatan ekonomi di Sumbar hanya berjalan 50 persen. "Jika satu toko bisa memperoleh omzet penjualan Rp5 juta/hari, karena tutup, tentu tidak memperoleh penghasilan sama sekali. Otomatis uang beredar juga kurang," katanya. Dalam tiga hari terakhir, katanya, kegiatan ekonomi Sumbar kian sepi, terlihat dari menurunnya aktivitas jual-beli di pasar tradisional dan pusat perbelanjaan di daerah ini. Sejumlah penduduk memilih meninggalkan Sumbar dan mengungsi ke Jakarta dan sejumlah kota-kota lain di Indonesia berbarengan dengan libur bersama akhir tahun. "Tiga hari terakhir jalanan yang biasanya penuh sesak dan pasar macet, kini hampir tidak ada aktivitas dan terlihat lengang," katanya. (*)

Copyright © ANTARA 2007