Bandarlampung (ANTARA News) - Ratusan bus jurusan Terminal Induk Rajabasa di Bandarlampung ke Pelabuhan Penyeberangan Bakauheni di Lampung Selatan melakukan aksi mogok, sehingga ribuan penumpang terlantar hingga Selasa petang. Kondisi aksi mogok bus reguler itu, di Terminal Induk Rajabasa Bandarlampung, Selasa, ribuan penumpang terlihat "menumpuk" di terminal antarkota dan lintas antarprovinsi Jawa-Sumatera yang terbesar di Lampung itu, terpaksa harus menunggu angkutan alternatif yang akan membawa mereka ke berbagai tempat tujuan. Penumpukan penumpang di terminal tersebut, terjadi setelah ratusan awak bus Angkutan Kota dalam Provinsi (AKDP) jurusan Terminal Rajabasa-Bakauheni memutuskan tidak mengoperasikan bus mereka (mogok jalan). Ribuan penumpang itu, akhirnya diangkut oleh puluhan bus DAMRI yang biasa mengangkut penumpang dalam kota di Bandarlampung. Selain mengerahkan puluhan Bus DAMRI itu, kendaraan Pengendalian Massa (Dalmas) Polda Lampung juga dikerahkan untuk membantu dapat mengangkut penumpang ke berbagai tujuan dari terminal induk itu. Para penumpang di Terminal Bus DAMRI di Rajabasa, terlihat berdesak-berdesakan naik ke bus tersebut. Akibat berdesak-desakan itu, salah satu kaca jendela bus pecah. "Sejak pagi hari, saya menunggu bus ke Bakauheni, tapi tidak ada yang beroperasi. Ternyata awak bus-bus tersebut mogok," kata salah seorang calon penumpang, Fahrul Rozi. Pemicu ratusan bus AKDP itu mogok jalan, karena banyak beroperasi travel gelap yang dianggap merugikan mereka. Selain itu, salah satu bus AKDP sempat dihadang oleh kelompok awak travel gelap tersebut, dan sopirnya ditodong dengan menggunakan senjata api. "Kendaraan bus yang saya kendarai sempat dihadang oleh kawanan pengelola travel gelap tersebut di suatu tempat, dan mereka minta tidak mengambil penumpang di tempat `ngetem` mereka," kata sopir Bus Karona, Markoni pula. Salah seorang dari mereka katanya sempat menodongkan senjata api, dan mengancam untuk tidak mengambil penumpang di kawasan tempat bus travel gelap tersebut biasa mencari penumpang. Diduga operasional travel gelap yang selama ini cenderung leluasa beroperasi karena "dibekingi" oknum aparat, sehingga ikut melibatkan mereka sampai mengancam menggunakan senjata api. Sebelumnya, aksi mogok awak bus Terminal Rajabasa-Bakauheni itu juga telah beberapa kali dilakukan, dengan tuntutan serupa. Namun menurut para awak bus itu, hingga kini tuntutan mereka belum dipenuhi seperti dijanjikan jajaran aparat terkait di daerahnya tersebut. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007