Jakarta (ANTARA News) - Komite Bangkit Indonesia (KBI) menilai, pembangunan ekonomi pemerintah sepanjang 2007 hanya menitikberatkan pada sektor finansial, sementara sektor riil terabaikan, sehingga masalah kemiskinan dan pengangguran di tanah air semakin parah. "Saya kaget dengan pernyataan presiden bahwa ekonomi kita sudah `on track`. Pembangunan ekonomi yang hanya menitikberatkan pada sektor finansial tidak tepat karena rakyat yang berada dalam sektor keuangan jumlahnya tidak banyak hanya sekitar 200.000-an saja, mayoritas rakyat tidak masuk dalam jalur sektor keuangan itu," kata Ketua Umum KBI, Rizal Ramli di Jakarta, Kamis. Rizal Ramli menyatakan hal itu dalam pidato politik di hadapan para wakil petani, buruh, sopir angkutan umum, dan aktivis pemuda dan mahasiswa. Hadir pula dalam acara itu sejumlah tokoh seperti Budiman Sudjatmiko, Rieke Dyah Pitaloka, dan Juru Bicara KBI, Adhie M. Massardi. Menurut Rizal, dengan pola pembangunan ekonomi yang hanya menitikberatkan pada sektor keuangan, sedangkan sektor riil terabaikan maka jumlah rakyat miskin dan pengangguran terus bertambah dari waktu ke waktu. Ia memperkirakan, sekitar 67 persen penduduk Indonesia yang saat ini hidup dalam kondisi sulit, akan bertambah sulit pada 2008. Beban ekonomi sebagian besar rakyat Indonesia akan semakin berat. "Fakta di lapangan menunjukkan rakyat miskin dan pengangguran meningkat, daya beli rakyat merosot dan industri mengalami kesulitan. Kalau semua itu disebut sudah dalam jalur yang benar atau on track, artinya ke depan rakyat dan bangsa Indonesia akan semakin mengalami kesulitan luar biasa," katanya. Mantan Menko Perekonomian itu memperkirakan pada 2008, pemerintah akan jor-joran dalam pengeluaran (pre-election spending) sehingga defisit melonjak menjadi 1,7 hingga 1,8 persen dari produk domestik bruto (PDB). Untuk menutup itu, pemerintah akan meningkatkan pinjaman dari dalam dan luar negeri, sementara di sisi lain diperkirakan tidak akan terjadi peningkatan penerimaan dan efisiensi anggaran yang signifikan. "Dalam tiga tahun terakhir, anggaran untuk mengurangi kemiskinan naik 2,8 kali, tapi faktanya jumlah orang miskin malah bertambah. Kecenderungan ini sangat ironis sekaligus menunjukkan terjadi proses pemiskinan struktural yang semakin ganas," katanya. Ia menyebutkan, pada awal pemerintahan hasil pemilu 2004 ini sebenarnya ada harapan dimana perhatian meningkat kepada sektor pertanian melalui revitalisasi pertanian. "Namun hal itu ternyata hanya sekedar retorika saja, sektor pertanian tidak jadi bangkit," katanya. Jika revitalisasi pertanian ketika itu dilaksanakan serius, menurut Rizal Ramli, maka petani akan memperoleh manfaat dari meningkatnya harga berbagai komoditas pertanian. Harga komoditas pertanian menunjukkan tren meningkat dan akan berlanjut hingga 2008. "Pada 2008 diperkirakan akan terjadi kekurangan pasokan pangan dan energi dunia. Petani seharusnya disiapkan untuk menghadapi masalah itu sehingga mereka memperoleh manfaat dari kondisi tersebut," demikian Rizal Ramli. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007