Jakarta (ANTARA News) - Keberadaan bank-bank BUMN akan dipertahankan, tidak ada rencana untuk merger maupun akuisisi dalam waktu dekat ini. "Selama masih dapat ditingkatkan kinerjanya maka langkah itu yang sebaiknya diambil," kata Sekretaris Meneg BUMN Mohammad Said Didu kepada wartawan usai pelantikan direksi Bank Tabungan Negara di Jakarta, Jumat. Menurut penilaian, kata Said Didu, kinerja bank BUMN saat ini bagus-bagus, baik itu BTN, BRI, Mandiri, BNI, Bank Ekspor Indonesia. Sehingga langkah ke depan harus dilaksanakan perbaikan. Said Didu mengatakan, apabila upaya merger maupun akuisisi yang harus diambil berarti harus ada kebijakan makro yang diambil bukan semata-mata dari Kementerian Negara BUMN. "Itu masuk dalam agenda dan konsensus bersama," ujarnya. Termasuk juga dalam hal rencana IPO Bank Tabungan Negara (BTN) yang diusulkan pihak direksi dapat dilaksanakan tahun 2008, menurut Said Didu, saat ini menjadi kewenangan tim privatisasi. "Itu jadi kewenangan tim privatisasi. Kalau pun memang disetujui untuk IPO maka harus dikemukakan oleh Menteri Negara BUMN langsung sebagai juru bicara tim privatisasi," ujarnya. Sementara itu mantan Direktur Utama Bank Tabungan Negara Kodradi mengingatkan kepada pemerintah bahwa kebijakan kepemilikan tunggal (Single Presence Policy, SPP) jangan mempertimbangkan faktor ekonomi semata-mata. "Pemerintah harus juga mempertimbangkan hak dasar masyarakat untuk memiliki rumah diatur dalam UUD 1945, bahkan juga tertuang dalam UU mengenai Hak Asasi Manusia," ujarnya. Menurut Kodradi, ke depan keberadaan bank yang fokus di sektor perumahan sangat diperlukan, apalagi dalam perkembangannya sektor perumahan memberikan dampak berkesinambungan terhadap perekonomian. Kodradi mengatakan, pemerintah selaku pengambil kebijakan SPP maupun Arsitektur Perbankan Indonesia (API) harus bisa melihat kebutuhan masyarakat. Terkait hal tersebut ke depan masih diperlukan bank yang mampu mendukung program pemerintah yang saat ini tengah berjalan untuk membiayai Rumah Susun Sederhana Milik (Rusunami) maupun Rumah Sederhana Sehat (RSh) baik dari sisi kredit kepemilikan maupun konstruksi.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2007