Denpasar (ANTARA News) - Menteri Penerangan Malaysia, YB Dato Seri Zainudin menegaskan, bangsa Malaysia tidak ada pemikiran untuk mengklaim kekayaan budaya milik bangsa Indonesia, seperti lagu "Rasa Sayange". "Malaysia tak ada pemikiran untuk mengarah pengklaiman kebudayaan bangsa lain, seperti apa yang dituduhkan selama ini oleh warga masyarakat Indonesia," katanya di Kuta, Bali, Jumat. Ia mengatakan, isu-isu yang berkembang di tengah masyarakat pada kedua negara bertetangga selama ini berkaitan upaya mempatenkan hak cipta lagu "Rasa Sayange" untuk negara Malaysia itu, tidaklah benar. "Isu-isu tersebut sebenarnya dihembuskan oleh kelompok-kelompok tertentu, yang ingin memecah-belah jalinan persahabatan antara kedua negara bertetangga," katanya. Zainudin mengatakan, lagu "Rasa Sayange" adalah lagu yang sudah lazim dinyanyikan di negerinya, mulai dari anak-anak hingga kaum dewasa. "Kendati sangat lazim dinyanyikan oleh masyarakat, sedikit pun negara Malaysia tidak ada keinginan untuk mengklaim lagu tersebut," ujarnya. Berkaitan informasi adanya upaya pengembangan objek wisata, seperti perkampungan Bali, di kawasan Gunung Kinibalu Malaysia, menurut dia, belum ada laporan seperti itu. "Kami belum menerima laporan ada investor yang berkeinginan mengembangkan wisata perkampungan Bali di Kawasan Gunung Kinibalu itu," kata Zainudin, yang mantan wartawan. Menurut dia, Malaysia sangat terbuka dengan para investor yang ingin mengembangkan usahanya, karena dengan investor itu akan dapat membuka lapangan kerja dan pemasukan bagi pendapatan negara. "Silakan kalau ada investor yang mau menanamkan investasi di Malaysia, pemerintah sangat mendukung hal tersebut," katanya. Keberadaan Menteri Penerangan Malaysia di Pulau Dewata itu tidak memiliki tugas khusus kenegaraan, melainkan hanya acara libur akhir tahun. Menpen Malaysia beserta anggota rombongannya selama di Bali sempat menikmati wisata di Ubud, Kabupaten Gianyar, dan objek wisata lainnya serta bertatap muka dengan mahasiswa asal Malaysia yang kuliah di Bali. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007