Yerusalem (ANTARA News) - Sebuah pertemuan dijadwalkan dilakukan Senin (31/12) di Yerusalem, di mana para juru runding Palestina dan Israel akan mengkaji kembali rencana kontroversial Israel untuk memperluas pembangunan di wilayah yang diduduki, demikian laporan Jerusalem Post edisi Jumat. Dalam pertemuan kedua sejak konferensi Annapolis, Maryland, Amerika Serikat (AS), yang didukung Presiden AS, George W. Bush, dua bulan lalu itu para delegasi akan dipimpin oleh Menteri Luar Negeri Israel, Tzipi Livni, dan Pejabat Senior Palestina, Ahmed Qureia. Walaupun ada kritikan dari internasional dan Palestina namun Israel mengumumkan akan membangun lebih dari 1.000 apartemen di Yerusalem timur dan Tepi Barat. Juru bicara untuk Presiden Palestina, Mahmoud Abbas, mengatakan bahwa keputusan itu akan mencederai proses perdamaian. Sekitar 500 apartemen direncanakan dibangun di Har Homa, sebuah wilayah yang disengketakan di timur laut Yerusalem, sebagai tambahan untuk 340 apartemen yang pembangunannya telah diumumkan awal bulan ini dan sekitar 240 apartemen yang lain akan dibangun di pemukiman di Ma`ale Adumim, Yerusalem timur. Rencana pembangunan itu bertentangan dengan pernyataan awal pejabat Israel yang menyatakan bahwa mereka tidak berencana memperluas pembangunan di wilayah pendudukan. Menteri Perumahan Israel Zeev Boim pekan lalu meyakinkan duta besar AS untuk Israel Richard Jones bahwa takkan ada pemukiman Yahudi baru yang akan dibangun di utara Yerusalem. Israel menyerang timur Yerusalem dalam perang 1967, dan sejak itu mendudukinya, menetapkan ulang garis batas kota. Palestina menginginkan Yerusalem timur menjadi ibukota negara mereka di masa depan. Rencana Israel untuk membangun di lokasi itu telah meningkatkan gelombang protes dan memuramkan pertemuan resmi pertama antara Israel-Palestian sejak Konferensi Annapolis, demikian laporan DPA. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007