Bojonegoro (ANTARA News) - Dua rumah warga masing-masing di Desa Cengungklung dan Desa Manukan di Kecamatan Kalitidu, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur (Jatim), roboh akibat terjangan air luapan Sungai Bengawan Solo, Jumat. Rumah tersebut adalah milik Ngaijah di Desa Cengungklung, dan milik Ngadi di Desa Manukan. Kedua rumah itu bahkan hanyut terbawa aliran air. Seorang anggota Satgas Satlak Penanggulangan Bencana dan Pengungsi (PBP) Pemkab Bojonegoro, Nanang Dwi K., mengatakan bahwa dua rumah yang bangunannya dari kayu jati itu roboh saat ditinggal pemiliknya mengungsi di tepi jalan raya Bojonegoro - Padangan di Desa Cengungklung, Kecamatan Kalitidu. Air luapan Sungai Bengawan Solo dari barat tersebut mengalir deras dan menerjang rumah-rumah warga di kedua desa itu. Diperkirakan ketika air datang, kedua rumah tersebut pintunya ditutup, sehingga air tidak bisa masuk rumah, dan justru tekanan air merobohkan dua rumah itu. Menurut dia, guna mengantisipasi kemungkinan bertambahnya jumlah rumah yang roboh, warga di kedua desa tersebut berupaya mengamankan rumah mereka dengan membuat penahan, baik dari bambu, pohon pisang, dan bahan lainnya, sehingga aliran air luapan Sungai Bengawan Solo bisa dialihkan. Ketinggian air banjir luapan Sungai Bengawan Solo di wilayah Bojonegoro hingga Jumat malam terus meningkat, dan ketinggian air pada papan duga mencapai 15,89 meter pada pukul 20.00 WIB. Tetapi, ketinggian air di Karangnongko, Kecamatan Ngraho yaitu sekitar 80 km ke arah hulu dari kota Bojonegoro mulai stabil sejak pukul 11.00 WIB hingga pukul 20.00 WIB dengan ketinggian 31,80 meter. Data di Satlak PBP Pemkab Bojonegoro menyebutkan genangan air banjir telah merendam 20.738 rumah warga di 117 desa di 14 kecamatan. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007