Dubai (ANTARA News) - Pemimpin al Qaida Osama bin Laden menuduh Washington merencanakan untuk menguasai minyak Irak dan minta rakyat Irak menolak upaya untuk membangun kembali pemerintah persatuan nasional yang didukung-AS. Pemimpin gerilyawan itu juga berjanji dalam satu rekaman audio yang disiarkan di Intenet Sabtu untuk memperluas jihad guna membebaskan semua tanah Palestina dan mengatakan kelompoknya tidak akan pernah mengakui Israel. "Amerika berusaha, bersama agen-agennya di kawasan itu, untuk membentuk pemerintah sekutu...yang akan menerima dulu kehadiran pangkalan besar AS di Irak dan memberi Amerika semua yang mereka inginkan akan minyak Irak," katanya. Militan kelahiran-Arab Saudi itu mengatakan pemerintah Irak yang dibayangkan itu juga ditujukan untuk membantu Washington "mendominasi sepenuhnya" kawasan tersebut dengan bantuan sekutunya seperti Arab Saudi. "Pemerintah Riyadh masih memainkan peran hebatnya," katanya, melukiskan Raja Arab Saudi Abdullah sebagai "pemimpin agen" AS. Merujuk pada dorongan Saudi Februari untuk membantu kelompok Palestina yang bersaing menyetujui pemerintah persatuan yang runtuh Juni, ia mengatakan Riyadh merupakan bagian dari skema untuk membujuk kelompok Islam garis keras Palestina Hamas menjauhi akar jihadisnya. "Saya menjamin keluarga kami di Palesina khususnya bahwa kami akan memperluas jihad kami...Kami tidak akan mengakui negara untuk orang Yahudi di bahkan satu inchi pun tanah Palestina," katanya. Bin Laden tidak menyebut tuduhan al Qaida di balik pembunuhan pemimpin oposisi Pakistan Benazir Bhutto Kamis. Seorang pemimpin gerilyawan yang bersekutu dengan al Qaida di Pakistan telah membantah keterlibatan kelompok itu, demikian Reuters.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007