Naudero, Pakistan (ANTARA News) - Partai Rakyat Pakistan (PPP) pimpinan Benazir Bhutto, Minggu, mengumumkan bahwa Bilawal Bhutto, anak lelaki Benazir Bhutto yang berumur 19 tahun, sebagai ketua umum yang baru menyusul tewasnya sang ibunda dalam serangan bersenjata pada Kamis (27/12). Partai Rakyat Pakistan (PRP) juga mengumumkan akan mengikuti pemilihan umum yang dijadwalkan berlangsung pada 8 Januari 2008. Bilawal Bhutto saat ini berstatus sebagai mahasiswa di Oxford University, Inggris, yang juga menjadi sivitas akademika Benazir Bhutto. Putra sulung itu diangkat sebagai Ketua PPP dalam suatu pertemuan darurat. Bilawal mengambilalih kepemimpinan partai yang sebelumnya dipegang oleh ibu dan kakeknya, Zulfiqar Ali Bhutto (pendiri PPP, dan Perdana Menteri/PM Pakistan pertama yang dipilih langsung oleh rakyatnya). Partai itu juga menetapkan suami Benazir Bhutto, Asif Ali Zardari, sebagai salah seorang ketua. PPP (Paskitan People Party) juga menyerukan penyelidikan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) terhadap peristiwa pembunuhan Benazir Bhutto yang dilakukan dengan senjata api dan serangan bom bunuh diri. "Demokrasi adalah balas dendam terbaik," kata Bilawal dalam konferensi pers yang semrawut, di rumah leluhur keluarga Bhutto, di Naudero. Dia berikrar, "Perjuangan panjang dan bersejarah dari partai untuk demokrasi akan terus berlanjut dengan tenaga baru." Sementara itu, Zardari mengatakan, PPP akan ambil bagian dalam pemilu parlementer yang dijadwalkan berlangsung pada 8 Januari 2008. Pemilu itu dipandang sebagai langkah kunci dalam masa peralihan menuju demokrasi sipil di Pakistan. "Kami akan ikut Pemilu," kata Zardari kepada wartawan. Secara terpisah, juru bicara Nawaz Sharif, saingan utama Bhutto yang juga ketua partai oposisi, mengatakan bahwa pihaknya akan meninjau ulang keputusan memboikot pemilu, jika PRP ikut serta dalam pesta rakyat tersebut. PPP yang merupakan partai terbesar di Pakistan itu melakukan pertemuan di rumah leluhur keluarga Bhutto di Naudero, di pedalaman Pakistan selatan. "Bilawal adalah ketua umum yang baru dari partai, dan Asif Ali Zardari akan membantunya dengan menjabat sebagai salah seorang ketua," kata seorang pejabat partai tersebut. Keputusan tersebut menjadikan kepemimpinan di partai itu turun ke generasi ketiga Bhutto, setelah kurang lebih empat dasawarsa lalu PPP didirikan kakek Bilawal, Zulfiqar Ali Bhutto, yang tewas digantung usai kudeta rezim militer pimpinan Presiden Zia Ul Haq. Najam Sethi selaku pengamat politik mengemukakan bahwa Zardari akan "menyiapkan singgasana" bagi Bilawal, sama seperti Sonia Gandhi di India melakukan hal yang sama bagi putra sulungnya dari Rajiv Gandhi (PM India yang tewas dibom seorang perempuan negerinya), Rahul Gandhi. Wakil Ketua PPP, Makhdoom Amin Fahim, dan Kepala Provinsi Punjab, Makhdoom Shah Mahmood Qureshi, akan duduk di "dewan penasehat" untuk pemimpin mereka yang masih muda itu, ungkap para pejabat partai. Di lain pihak, partai PML-Q yang mendukung Musharraf mengumumkan bahwa mereka menangguhkan kampanye, dan menyarankan penundaan pemilu paling lama 12 pekan. Tariq Azim, mantan wakil menteri penerangan Pakistan, mengatakan bahwa keadaan terlalu sulit karena adanya kerusuhan. "Kami sudah menangguhkan kampanye kami akibat situasi yang ada," kata Azim, merujuk pada kerusuhan berupa bentrok antara pengunjuk rasa dengan polisi, pembakaran ratusan bank, toko, stasiun kereta api dan kantor, serta pembakaran kereta api dan kendaraan-kendaraan. "Kami tidak mempunyai iklim di mana kami bisa mencari tahu pemilih," kata Azim kepada AFP. "Pikirkanlah, penundaan sebanyak 10 hingga 12 pekan adalah realitis," ujarnya. Komisi Pemilu Pakistan pada Senin akan melangsungkan pertemuan darurat setelah mengakui bahwa rencana pemilu telah "terkena dampak yang merugikan" menyusul tewasnya Benazir Bhutto. (*)

Pewarta:
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007