Beijing (ANTARA News) - Pemerintah China bisa memahami hubungan Indonesia dengan Taiwan karena merupakan hubungan bilateral ekonomi perdagangan dan investasi, bukan politik, dan Indonesia tetap memegang prinsip "Kebijakan Satu China". "China sangat paham karena sebenarnya hubungan Indonesia dengan Taiwan lebih ke bidang ekonomi seperti perdagangan dan investasi bukan politik," kata Dubes RI untuk China, Sudrajat, ketika menyampaikan prediksi hubungan bilateral RI-China 2008, di Beijing, Rabu. Pemerintah Indonesia, kata Sudrajat, sebenarnya sangat paham dan mengerti betul bahwa masalah Taiwan merupakan isu yang sangat sensitif bagi Pemerintah China dan Indonesia menegaskan untuk tidak ingin dan ikut mencampuri urusan dalam negerinya. Ia mengatakan hubungan Indonesia dengan China sempat "memanas" pada tahun 2006 ketika terdapat salah pengertian sehubungan kedatangan Presiden Taiwan ke Batam, yang sempat sedikit mengganggu komunikasi Indonesia-China. "Tetapi masalah itu semuanya sudah bisa diselesaikan dan sudah saling mengerti pada tahun 2007," katanya. Dubes menegaskan pula bahwa pada tahun 2008 ini, prinsip Indonesia mengenai "Kebijakan Satu China" tetap berlanjut, yakni tetap mengakui hanya ada satu negara China. "Kita paham bahwa Taiwan adalah isu sangat sensitif bagi China," kata Sudrajat. Menurut dia, Pemerintah Indonesia telah memberitahu kepada Pemerintah China bahwa saat ini setidaknya ada 50 tenaga kerja Indonesia (TKI) yang berkerja di Taiwan dan volume perdagangan Indonesia dengan Taiwan selama ini juga cukup besar. Artinya, kata Dubes, bila ada pejabat Indonesia datang ke Taiwan dan bertemu dengan pejabat Taiwan, maka hal itu sah-sah saja karena hanya membicarakan masalah perdagangan dan tenaga kerja. "Selama ini memang Indonesia sangat berhat-hati dalam menjalankan hubungan bilateral dengan Taiwan. Para pejabat dari Indonesia pun banyak yang datang ke situ," katanya. Dalam tahun 2008 ini, Dubes berharap agar Pemerintah China bisa memahami betul mengenai posisi hubungan Indonesia dengan Taiwan dan sebaliknya Taiwan juga bisa memahami betul posisi Indonesia yang menganut "Kebijakan Satu China". "Dahulu ketika Indonesia tidak ada hubungan diplomatik dengan China, prinsip `Kebijakan Satu Cina` tetap kita anut dan saya berharap pada 2008 dan tahun-tahun mendatang isu itu bisa dipahami oleh masing-masing pihak," kata Sudrajat.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2008