Madiun (ANTARA News) - Direktur Jenderal (Dirjen) Perkeretaapian Departemen Perhubungan, Wendy Aritenang, menyatakan anggaran untuk program revitalisasi berupa perbaikan dan pergantian bantalan rel kereta api (KA) dari kayu ke beton pada tahun 2008 mencapai Rp19 triliun. Menurut Wendy Aritenang, Rabu, anggaran sebesar Rp19 triiun tersebut untuk menambah dan memperbaiki prasarana dan sarana kereta api, seperti halnya perbaikan rel yang rusak dan pergantian bantalan rel dari kayu ke beton. "Pada intinya, program revitalisasi tersebut melihat apakah prasarana KA berupa rel dan bantalan yang ada sudah layak atau tidak," katanya dalam acara revitalisasi kereta api di Indonesia di PT Industri Kereta Api (INKA) Persero, Madiun, Jawa Timur. Untuk itu, kata dia, jalur rel kereta api yang berada di masing-masing daerah operasional (Daop) yang masih memakai rel jenis R33 (produk lama), maka akan diganti dengan rel jenis R54 (produk baru). Pasalnya, rel jenis R54 kualitasnya bagus, sehingga diharapkan perjalanan KA ke daerah-daerah berjalan lancar tanpa adanya kendala pada rel yang rusak. Adapun jalur rel sepanjang 1.000 Kilometer Spoor (KMSP) yang akan diperbaiki pada tahun 2008 ini, merupakan kelanjutan dari program perbaikan rel pada tahun 2007 yang baru selesai dikerjakan sepanjang 300 KMSP. Sementara itu, Direktur PT Kereta Api Indonesia (KAI), Ronny Wahyudi menambahkan, PT KAI menaggung kerugian sekitar Rp800 juta akibat dari rel KA di jalur utara dari arah Jawa Tengah menuju Jawa Timur tergenang banjir, dalam sepekan terakhir ini. "Kerugian tersebut hanya sebatas prasarana saja, belum lagi akibat dari keterlambatan KA di jalur selatan selama tiga jama perharinya," katanya. Menurut dia, semenjak jalur KA bagian utara tergenang banjir, akitivitas perkeretaapian di jalur utara lumpuh, sehingga dialihkan ke jalur selatan melalui Jogjakarta-Solo-Ngawi-Madiun-Surabaya. Adapun rel KA yang mengalami kerusakan akibat banjir berada di tujuh titik diantaranya di Cepu, Kalitidu, Bojonegoro dan Babat. Namun demikian, pihaknya belum bisa melakukan perbaikan hingga menunggu banjir benar-benar susut.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2008