Islamabad (ANTARA News) - Presiden Pakistan, Pervez Musharraf, Rabu, mengatakan bahwa tim Scotland Yard dari Inggris akan menyelidiki pembunuhan Benazir Bhutto yang tewas pada 27 Desember di kota Rawalpindi. Presiden Musharraf dalam pidatonya mengatakan, tim tersebut dapat membantu badan-badan penyelidik dalam negeri untuk mengusut para pelaku di balik peristiwa itu. Pidato Musharraf tersebut disiarkan beberapa jam setelah Komisi Pemilihan mengumumkan penundaan Pemilu dari 8 Januari menjadi 18 Februari 2008. "Bagaimana Mohtarma Benazir Bhutto mati syahid? dan siapa pelakunya? Saya juga ingin mengetahui semua rincian dan ingin agar bangsa ini tahu...(bahwa) saya menganggapnya sangat penting dan perlu," presiden itu mengatakan. Dia memohon media nasional dan asing tidak memanas-manasi situasi. Dia mengatakan bahwa beberapa foto, rincian-rincian teknis, keterangan saksi-saksi mata dan bukti baru sedang berdatangan. Presiden Musharraf mengatakan perlu masukan dari para ahli dalam kasus itu dan dia berterima kasih kepada Perdana Menteri Inggris, Gordon Brown, atas bantuan tersebut. Dia mengatakan tim tersebut juga dapat membantu menghilangkan kesalahpahaman dan kebingungan dalam kasus tersebut. Partai Rakyat Pakistan telah menuntut penyelidikan dari badan-badan luar negeri untuk menemukan pelaku serangan teroris itu. Presiden Musharraf meminta rakyat memperkuat persatuan melawan terorisme dan extremisme serta mendesak media pada khususnya untuk memberitakan kelompok teroris Baitullah Mehsud dari Waziristan dan Fazlullah dari Swat. "Mereka (media) sebaiknya mengungkap (para teroris itu). Merekalah yang bertanggung jawab atas serangan teroris dan pemboman bunuh diri." "Media perlu untuk melakukan suatu gerakan yang terus-menerus terhadap orang-orang ini dengan mengungkap mereka dan kebohongannya." Dia juga mengatakan media sebaiknya mengemukakan kepada masyarakat mengenai sosok sebenarnya dari kelompok tersebut karena masyarakat awam tidak mengetahuinya. Dengan begitu, tambah dia, badan-badan penegak hukum akan terdorong dan akan lebih mampu menangani teroris-teroris tersebut. "Hanya dengan mencapai akar penyebab terorisme... mengungkap mereka yang merekrut pelaku bom bunuh diri dan pengindoktrinasinya, kita dapat menyingkirkan kutukan ini." Dia mengatakan kelompok tersebut adalah juga pelaku serangan terhadap menteri dalam neger Sherpao saat shalat Ied yang mengakibatkan 60 orang tewas. Musharraf juga mengatakan kelompok itu menyerang dan membunuh murid-murid sekolah di bus di Kamra. Mereka juga yang menyerang personel PAF (AU Pakistan) di Sargodha dan dua kali serangan terhadap bus karyawan ISI (badan intelijen Pakistan). Presiden juga mengatakan kelompok itu menyerang barak-barak Kohat Garrison dan membunuh tentara. "Saya bisa katakan dengan pasti bahwa mereka juga yang menjadikan Benazir Bhutto mati syahid ." Presiden Musharraf berharap bahwa penyelidikan yang dilakukan polisi Scotland Yard akan membantu menjelaskan kebingungan yang menyelimuti pembunuhan Bhutto. Dia mengatakan Polisi Scotland Yard akan membantu tim-tim penyelidik dan memberikan bantuan teknis dan forensik. Presiden mengumumkan pembentukan suatu komisi yang akan menyelidiki dan mengindentifikasi pihak yang bertanggung jawab atas pembakaran dan penjarahan. Dia mengatakan, pejabat tinggi yang tidak mampu melaksanakan tugas sebagaimana mestinya saat terjadi kekerasan, akan ditindak tegas. Presiden Musharraf juga mengumumkan bahwa tentara dan "rangers" akan diterjunkan ke seluruh penjuru Pakistan untuk menjamin tidak terjadi kekerasan saat Pemilu berlangsung. Dia mengatakan dirinya secara pribadi tidak ingin tentara dan ranger diterjunkan karena mereka menjadi bulan-bulanan semua tuduhan dan kecaman. "Namun, mengingat situasi yang ada serta untuk menjamin hukum dan tata-tertib, mereka akan diterjunkan dan siapapun yang berusaha menciptakan menciptakan gangguan akan ditindak tegas," ujarnya. Dia mengatakan bahwa dirinya telah memerintahkan perdana menteri untuk menyiapkan "paket kompensasi" sehingga pemerintah dapat membantu warga yang menderita kerugian akibat perbuatan para pelaku pembakaran dan penjarah. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2008