Jakarta (ANTARA News) - Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Nairobi, Kenya, mengungsikan tiga Warga Negara Indonesia (WNI), yang terjebak dalam sengketa berdarah di kota Eldoret di bagian barat Kenya, ke ibukota negara bergolak itu, Nairobi. "Tiga WNI sudah dievakuasi dan kita masih berupaya mengevakuasi beberapa orang lagi," kata Juru Bicara Departemen Luar Negeri (Deplu), Kristiarto Soeryo Legowo, di Jakarta Jumat. Menurut Kristiarto, ketiga WNI itu berasal dari Nusa Tenggara Timur (NTT), yakni Bernadetta Susi, Ludwina Gelu dan Vienna, yang menjalankan tugas gereja (misionaris) bertugas di Kenya. "Di Kenya saat ini ada sekitar 115 WNI, yang terdiri atas staf kedutaan, pekerja sosial dan misionaris," katanya. Untuk memaksimalkan upaya perlindungan kepada seluruh WNI di Kenya, KBRI Nairobi membuka pos penanganan krisis, dan Wisma Duta di kedutaan menjadi lokasi menampung WNI yang mengungsi. Terkait dengan keadaan di Kenya, Pemerintah Indonesia turut menyesalkan kemelut politik itu, yang menyebabkan kerusuhan pasca-pemilihan umum, kata Kristiarto. "Kita berharap, Pemerintah Kenya dapat segera memulihkan keadaan dengan cara demokratis, sesuai dengan hukum," katanya menambahkan. Sementara itu, korban tewas dalam kekerasan pasca-pemilihan umum tersebut meningkat hingga 328 jiwa, menyusul kekerasan sepanjang malam, yang menyebabkan 22 tewas di kota wilayah barat Kenya. Korban tersebut tewas dalam kekerasan terkait politik sejak pemilihan umum pada 27 Desember. Kerusuhan dan bentrokan antar-suku menghebat pada Minggu, menyusul panitia pemilihan umum menyebut Presiden Mwai Kibaki sebagai pemenang. Pemimpin oposisi, Raila Odinga, menolak hasil tersebut. Pemantau pemungutan suara dari Uni Eropa (UE) mengatakan bahwa pemungutan suara itu kurang memenuhi standard internasional. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2008