Naudero, Pakistan (ANTARA News) - Asif Zardari selaku salah seorang Ketua Partai Persatuan Rakyat Pakistan (PPP) mengatakan kepada kantor berita Jepang, Kyodo, bahwa berjanji PPP akan melanjutkan kebijakan istrinya yang tewas dibunuh, yakni mantan Perdana Menteri (PM) Pakistan, Benazir Bhutto. Hubungan antara partainya dengan Presiden Pervez Musharraf apabila PPP memenangkan pemilu pada 18 Februari mendatang, menurut Asif Zardari, hanya partainyalah yang berhak memutuskan untuk menjembatani bila saat itu tiba. "Partai PPP dibentuk oleh kedisiplinan Mohtarma Shaheed Benazir Bhutto, dan seluruh anggota partai tak terkecuali bertekad untuk mengikuti kebijakannya," katanya dalam wawancara ekslusif dengan Kyodo di Kantor Pusat PPP dan rumah keluarga dinasti Bhutto itu. "Tak seorang pun yang sepopuler seperti Benazir Bhutto, dan kami tidak pernah mengatakan akan ada yang menyamainya. Kebijakan dari partai akan segera bekerja, dan pada saat waktu yang telah tiba kami semua akan mempelajarinya," katanya. Pada pertemuan pertama setelah Benazir terbunuh dalam serangan bersenjata dan bom bunuh diri di Rawalpindi pada 27 Desember 2007, Komite Pusat PPP pada awal pekan ini memilih putra Benazir, Bilawal Bhutto Zardari, sebagai ketua partai bersama-sama dengan ayahnya, Asif Zardari. Bilawal akan kembali melanjutkan studinya mengambil jurusan sejarah di Oxford University, Inggris, sementara Asif Zardadri akan mengambil tampuk pimpinan PPP hingga Pemilihan Umum (Pemilu) Pakistan pada 18 Februari 2008, setelah mundur dari jadwal semula pada 8 Januari 2008. Banyak kritrik yang mengatakan Bilawal terlalu muda untuk memimpin PPP, namun Asif mengatakan bahwa Benazir baru berusia 22 tahun ketika menjadi Ketua Umum PPP menggantikan ayahnya di yang juga mantan PM Pakistan, Zulfiqar Ali Bhutto, meninggal di tiang gantungan masa pemerintahan rezim militer Presiden Zia Ul Haq. "Kemana pun ia pergi, Benazir selalu disambut sebagai putri Zulfiqar Ali Bhutto, sehingga kemanapun bendera PPP berkibar dengan namanya akan tetap populer," ujar Zardari. Ia pun menyerukan kepada rakyat Jepang, agar membantu rakyat Pakistan untuk menegakkan keadilan. "Saya akan menghimbau kepada Pemerintah Jepang melalui masyarakat Jepang, agar membantu kami untuk mendapatkan keadilan atas pembunuhan istri saya, ibu dari anak-anak kami, serta pemimipin bangsa ini," kata Asif menambahkan. Komite Pusat Partai PPP telah mendirikan komite yang terdiri dari enam orang anggota untuk membuat rancangan surat yang ditujukan kepada Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), agar mendirikan Komisi Internasional untuk melakukan penyelidikan atas pembunuhan Benazir Bhutto. Sebelum kematiannya, Benazir menulis surat kepada seorang temannya yang pelobi ulung berkebangsaan Amerika Serikat (AS), Mark Siegal, dan mengemukakan bahwa pemerintahan Musharaff harus bertanggung jawab apabila ia terbunuh pada saat melakukan kampanye. Dan, Asif mengatakan, PPP akan menggunakan pernyataan Benazir Bhotto tersebut untuk memperoleh bantuan internasional, dalam hal ini PBB, untuk mengungkap pembunuhan Benazir. "Tak ada kata-kata yang tepat untuk melukiskan rasa kehilangan yang kami rasakan, saya tak dapat merasakan apa-apa lagi, saya merasa sangat kehilangan," kata Asif memaparkan perasaanya mengenai kematian sang istri. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2008