Sydney (ANTARA News) - Hujan lebat menimbulkan banjir di seluruh bagian Australia timur, Sabtu, memaksa ratusan orang mengungsi ke kota-kota pedalaman sementara seluruh daerah itu berada dalam siaga banjir. Satu siaga topan juga dikeluarkan untuk Australia utara setelah satu badai tropis yang menimbulkan hujan dan banjir dan angin kencang di kota Darwin bergerak ke arah timur, mengancam masyarakat-masyarakat terpencil di daerah yang jarang penduduknya, lapor Reuters. Topan tropis Helen menurun kekuatannya menjadi badai setelah melintasi pantai itu Jumat malam, menyebabkan pohon tumbang dan jalan-jalan banjir di Darwin, tetapi Biro Meteorologi mengatakan badai itu mungkin meningkat menjadi topan ketika mundur ke laut. Di Australia timur laut, sistem tekanan rendah yang menghantam pantai itu pekan lalu dengan gelombang tinggi dan hujan lebat membuat sungai-sungai meluap di negara-negara bagian Queensland selatan dan New South Wales utara. Lebih dari 500 orang diungsikan dan sejumlah rumah hancur akibat banjir, tetapi diperkirakan banjir besar menurun, kata jurubicara Badan Urusan Darurat negara bagian itu Catherine Moyle. "Kami telah membantu sejumlah besar pengungsian tetapi kami kini sedang melokalisir pengungsian sesuai keperluan," katanya. Beberapa orang telah diselamatkan setelah terperangkap di mobil-mobil, sementara satu keluarga telah diselamatkan setelah naik ke atap rumah mereka untuk menghindari air yang naik, katanya. Tidak ada laporan mengenai korban tewas atau cedera. Beberapa bagian dari negara bagian New South Wales menerima curah hujan 300mm Jumat malam, kata Biro Cuaca. Pihak berwenang mengatakan hujan elah membawa kabar baik, menaikkan tingkat air di bendungan di sebuah daerah yang selalu menghadapi kekeringan dalam tahun-tahun belakangan ini. Australia selalu dilanda topan antara Nopember dan April, tetapi para ahli cuaca mengatakan temperatur yang lebih dingin daripada normal laut Pasifik berarti musim sekarang dapat membawa topan lebih banyak daripada biasanya dan hujan meningkat.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2008