Yogyakarta (ANTARA News) - Gubernur Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sultan Hamengku Buwono X mengingatkan pasokan minyak tanah ke masyarakat tidak boleh dikurangi meski ada program konversi minyak tanah ke gas. "Konversi kompor minyak tanah ke kompor gas tidak berarti langsung mengurangi pasokan minyak tanah di masyarakat karena akan menimbulkan kelangkaan minyak tanah," katanya di Yogyakarta, Senin. Ia meminta pembagian kompor gas tidak identik dengan pengurangan pasokan minyak tanah. Artinya, suplai minyak tanah ke masyarakat tidak harus berkurang hanya karena pembagian kompor gas. "Tidak logis rasanya jika orang miskin yang tadinya hanya punya satu kompor minyak tanah, kemudian memperoleh pembagian kompor gas, lantas kompor yang lama dibuang. Itu tidak mungkin," katanya. Kalau masyarakat memperoleh kompor gas berarti dia memiliki dua kompor, yakni kompor gas dan kompor minyak tanah, dan biasanya semua akan digunakan. Sementara itu Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi (Perindagkop) DIY Syahbenol Hasibuan mengatakan pihaknya sudah menerima laporan tentang kelangkaan minyak tanah, "Laporan mengenai kelangkaan minyak tanah tersebut datang dari masyarakat di wilayah Kecamatan Godean, Kabupaten Sleman," katanya. Dinas Perindagkop DIY akan menyurati Pertamina agar tidak mengurangi pasokan minyak tanah secara drastis. Selama ini terkait dengan program konversi pengurangannya mencapai 25 persen. "Padahal saat ini masa transisi, sebaiknya tidak mengurangi sebanyak itu sehingga tidak terjadi kekurangan minyak tanah di masyarakat," katanya.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2008