Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah, Selasa pagi, diprediksi cenderung stabil, menyusul masuk pasarnya Bank Indonesia (BI) dengan melepas cadangan dolar AS untuk menahan rupiah terpuruk lebih jauh. Nilai tukar rupiah hari ini mencapai Rp9.453/9.455 per dolar AS dibanding penutupan hari sebelumnya yang mencapai Rp9.454/9.455 per dolar AS atau naik satu poin. Direktur Retail Banking PT Bank Mega Tbk, Kostaman Thayib, di Jakarta, Selasa, mengatakan BI khawatir terhadap rupiah yang terpuruk sejak pekan lalu sehingga posisinya mendekati level Rp9.450 per dolar AS. Karena itu, BI melakukan intervensi untuk menahan gejolak rupiah, sehingga mata uang lokal itu cenderung stabil, ucapnya. BI, menurut dia, sebenarnya mampu memicu rupiah menguat lebih jauh, namun BI agak hati-hati untuk melepas cadangannya karena aktivitas pasar kurang ramai. Permintaan dolar AS agak berkurang, setelah data ekonomi AS menunjukkan tingkat pengangguran di AS meningkat yang menimbulkan kekhawatiran bahwa ekonomi AS makin melambat, katanya. Ia mengatakan, pelaku pasar juga hati-hati bermain di pasar untuk membeli rupiah, akibatnya mata uang lokal belum naik secara signifikan. "Kami memperkirakan rupiah pada sore nanti akan bisa menguat lebih besar dibanding penutupan sesi pagi," katanya. Rupiah, lanjut dia, juga akan mendapat dukungan dari rencana bank sentral AS (The Fed) yang akan menurunkan lagi suku bunganya, untuk memicu pertumbuhan ekonomi AS yang melambat. Karena itu, peluang rupiah untuk kembali menguat cukup besar, ujarnya. Sementara itu, dolar AS stabil terhadap yen, setelah The Fed secara agresif akan segera menurunkan suku bunganya. Dolar AS terhadap yen mencapai 109,25 dan terhadap euro 1,4695 turun dibanding hari sebelumnya 1,4825. Para pelaku pasar optimis The Fed kemungkinan akan menurunkan suku bunga sebesar 50 basis poin pada pertemuan akhir Januari 2008. (*)

Copyright © ANTARA 2008