Kuala Lumpur (ANTARA News) - Menteri Penerangan Malaysia, Zainuddin Maidin, mengatakan media massa Malaysia dan Indonesia harus sama-sama menahan diri agar tidak menurunkan berita yang membuat hubungan kedua negara rusak. Hal itu dikemukakan Menpen Maidin dalam jumpa pers setelah menjadi pembicara dalam Dialog Malindo antara Majelis Belia (Pemuda) Malaysia (MBM) - KNPI, 6-8 Januari 2008, di Shah Alam, Selangor, Senin. Dalam jumpa pers itu hadir Presiden (Ketua Umum) MBM Shamsul Anuar Nasarah, Sekjen KNPI Munawar Fuad, dan Kuasa Usaha Ad-Interim KBRI Kuala Lumpur, Tatang B Razak. Maidin mengatakan hal itu setelah mendapatkan laporan mengenai Headline Harian Metro berjudul "Mini Bandung : Pusat Maksiat Pekerja Kilang (Pabrik)" yang sangat tendensius dan beropini yang menuduh Bandung sebagai kota maksiat atau pelacuran. Ia mengatakan menyesali pemberitaan tersebut yang didasarkan semata-mata aspek komersial atau pemasaran, dan tidak memikirkan dampaknya terhadap hubungan dua negara yang memiliki akar rumput yang sama. "Hubungan Malaysia-Indonesia tidak boleh rusak akibat pemberitaan media massa karena rakyat Malaysia-Indonesia mempunyai sejarah yang panjang sebagai saudara, serumpun, satu bahasa, kesamaan agama, dan berjuang dan membangun bersama," katanya. "Ada pihak-pihak luar yang memang ingin merusak hubungan Malaysia dan Indonesia. Mungkin karena mereka cemburu dengan keeratan hubungan Malaysia-Indonesia," katanya. Sebagai upaya mempertahankan dan meningkatkan hubungan kedua negara, wartawan senior Malaysia akan mendirikan organisasi persahabatan wartawan Malaysia-Indonesia, akan ada pertukaran wartawan Malaysia dan Indonesia, dan Malaysian Institute Press juga akan belajar bagaimana memperkuat Dewan Pers sebagai salah satu mediator penyelesaian perselisihan antara masyarakat dengan pers. Ketika ditanya oleh seorang peserta KNPI, apa harapan beliau dari Dialog Malindo, ia menjawab "Dari dialog ini diharapkan ada kesepahaman antara dua negara dan rakyat. Saya berharap Indonesia bisa kuat, maju dan makmur karena hal itu akan berdampak positif untuk Malaysia," katanya. (*)

Copyright © ANTARA 2008