Jakarta (ANTARA News) - Jawatan Hidroseanografi TNI Angkatan Laut (TNI AL) hingga kini masih melakukan klasifikasi terhadap beberapa serpihan logam yang diduga sebagai bagian pesawat Nomad P837 833 yang jatuh di Perairan Sabang, Nanggroe Aceh Darussalam (NAD), akhir pekan silam. "Kemarin, memang kita menemukan serpihan logam di dua titik di sekitar lokasi jatuhnya pesawat. Tetapi kami belum bisa memastikan apakah itu bagian dari pesawat atau bukan," kata Komandan Jawatan Hidroseanografi TNI AL, Laksamana Pertama TNI Willem Rampangile, di Jakarta, Selasa. Ditemui usai menghadiri upacara serah terima jabatan panglima TNI, ia mengatakan, untuk mengetahui apakah serpihan logam dengan panjang tujuh meter itu merupakan bagian dari pesawat Nomad atau bukan, perlu dilakukan klasifikasi terhadap serpihan-serpihan itu. "Setelah dilakukan klasifikasi hingga identifikasi, baru dapat diketahui pasti apakah serpihan-serpihan logam itu merupakan bagian dari tubuh pesawat atau tidak. Ini perlu waktu sehari dan dilakukan langsung di lokasi ditemukannya serpihan-serpihan tersebut," ujarnya. Tentang dua awak pesawat yang belum ditemukan, Willem mengatakan, tim akan memperluas radius pencarian dan memperdalam penyelaman. "Untuk melakukan pencarian terhadap bangkai pesawat dan dua korban hilang, kami telah mengerahkan sejumlah peralatan bahkan mengerahkan penyelam dengan kualifikasi khusus yang mampu menyelam di kedalaman 60 meter," katanya. Willem menambahkan, "Radius pencarian akan diperluas dari semula lima kilometer, ditambah alat-alat yang memadai karena profil dasar laut yang terjal". Pada Minggu (30/12), Nomad TNI AL P837 833 jatuh di Batu Daun, Kelurahan Ujung Kareung, Sabang, Nanggroe Aceh Darussalam (NAD). Dalam kecelakaan itu, tiga orang tewas, dua luka-luka dan dua masih dinyatakan hilang. Selain cuaca buruk, penyebab kecelakaan pesawat yang telah berusia 15 tahun tersebut juga diduga karena salah satu mesin pada pesawat mati. Terkait jatuhnya pesawat tersebut, Mabes TNI AL memutuskan untuk mengevaluasi skadron Nomad selama sepekan guna mengevaluasi seluruh kesiapan dan kelaikan pesawat. Hingga saat ini pilot pesawat Letu Laut (P) Eri Pambudi dan Ko-pilot Letda laut (P) Aris masih dalam pencarian, sedangkan dua orang selamat, yakni Serka Slamet Agustono dan Kelasi Kepala Hari masih dirawat di RS AL Mintohardjo Jakarta. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2008