Brisbane (ANTARA News) - Pemutaran film Indonesia "Denias - Senandung di Atas Awan" di auditorium Universitas Charles Darwin (CDU) Australia mendapat sambutan baik dari sekitar 150 penonton Selasa malam (8/1), kata Atase Pendidikan dan Kebudayaan di KBRI Canberra, Dr.R. Agus Sartono, MBA. Sambutan para penonton Australia dari kalangan pendidik, akademisi, pejabat pemerintah dan konsul kehormatan negara sahabat di Darwin itu tercermin dari banyaknya mereka yang meminta foto bersama dengan Nia Zulkarnaen dan suaminya, Ari Sihasale, sebagai dua pemain sekaligus produser film tersebut, katanya. Agus Sartono dalam penjelasannya kepada ANTARA, Rabu, mengatakan film yang mengisahkan kegigihan seorang putra Papua untuk bisa bersekolah di tengah berbagai keterbatasan itu dinilai banyak penonton, termasuk 26 pengajar bahasa Indonesia dari berbagai sekolah di Australia, sebagai film yang bagus dan mendidik. "Sebelum pemutaran film yang juga dihadiri Lord Mayor (Walikota) Darwin, Garry Lambert, ini berlangsung, Nia Zulkarnaen menjelaskan tentang latar belakang film ini," katanya. Berkaca dari film Denias, sesungguhnya Indonesia itu begitu kaya akan peristiwa, pengalaman hidup yang menggugah maupun cerita-cerita rakyat yang bisa diangkat menjadi karya sinematografis yang mendidik dan menggelorakan jiwa anak bangsa, kata Agus Sartono. "Jadi anak-anak kita tidak lagi hanya disuguhkan Doraemon dan Ninja Turtle atau sinetron-sinetron yang mengumbar pertengkaran dan rebutan cinta karena sebenarnya tidak baik bagi pendidikan anak-anak dan remaja kita," katanya. Pada kesempatan itu, Agus mengatakan, ia pun menyerahkan sumbangan dana untuk pembangunan Taman Indonesia di lingkungan kampus CDU. Sumbangan tersebut diterima langsung oleh Wakil Rektor CDU, Prof. Charles Webb. "Prof.Webb berterima kasih atas sumbangan tersebut," katanya. Sebelumnya, Konsul RI di Darwin, Harbangan Napitupulu, mengemukakan pemutaran film yang disutradarai John De Rantau semula hanya diperuntukkan bagi 26 guru Bahasa Indonesia yang menjadi peserta 'Endeavor Language Teachers' Fellowship' di CDU. Namun, pihaknya kemudian memutuskan untuk mengundang sejumlah tokoh, menteri di pemerintahan Northern Territory serta konsul kehormatan negara-negara sahabat di Darwin untuk menyaksikan film yang telah mengantongi sejumlah penghargaan nasional dan internasional bergengsi ini, katanya. Film yang mengangkat kisah nyata seorang anak yang tinggal di pelosok Papua bernama Denias yang gigih menggapai cita-citanya untuk bisa bersekolah itu menjadi spesial karena Janias Miagoni, anak yang kisahnya diangkat dalam film ini, justru merampungkan pendidikan SMA-nya di St. John's College, Darwin. "Dia akan melanjutkan studinya ke salah satu universitas di Melbourne dengan beasiswa tahun ini," kata Konsul Harbangan Napitupulu. Selama di Darwin, Nia Zulkarnaen dan Ari Sihasale hari Rabu mengisi sesi program pelatihan bagi para guru bahasa Indonesia asal berbagai SLTA di Australia yang diselenggarakan CDU bekerja sama dengan Asia Education Foundation (Yayasan Pendidikan Asia) di Melbourne dan mendapat dukungan Konsulat RI Darwin ini, katanya. (*)

Copyright © ANTARA 2008