Jakarta (ANTARA News) - Kurs nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di Pasar Spot Antar Bank Jakarta, Rabu sore, merosot, namun tekanan dalam perdagangan sore ini agak berkurang dibanding pagi karena pelaku utama sudah meninggalkan pasar. Nilai tukar rupiah melemah menjadi Rp9.455/9.460 per dolar AS dibanding penutupan hari sebelumnya Rp9.453/9.455 per dolar AS atau turun tujuh poin. Direktur Retail Banking PT Bank Mega Tbk Kostaman Thayib di Jakarta mengatakan para pelaku pasar kurang aktif bermain di pasar, mereka menunggu rencana bank sentral AS yang akan menurunkan suku bunga Fedfund. The Fed berencana menurunkan suku bunganya sebesar 50 basis poin yang diperkirakan akan memicu rupiah menguat, ucapnya. Menurut dia, penurunan bunga The Fed diperkirakan masih sulit memicu rupiah menguat, karena gejolak kenaikan harga minyak cukup besar menekan rupiah terpuruk. The Fed sebelumnya menurunkan suku bunganya sebesar 50 basis poin yang memicu rupiah menguat hingga di bawah level Rp9.300 per dolar AS. Rupiah saat ini memang tertekan oleh gejolak krisis gagal bayar kredit sektor perumahan di AS dan kenaikan harga minyak mentah sehingga merosot mendekati level Rp9.500 per dolar As, katanya. Menurut dia, tingkat rupiah saat ini dinilai wajar, karena tekanan pasar yang cukup kuat, meski BI sendiri menyatakan penurunan rupiah bersifat temporer. "Kami belum tahu berapa target rupiah yang ditetapkan BI, namun yang pasti BI melakukan intervensi pertama pada level Rp9.400 per dolar AS," katanya. Tekanan negatif pasar yang kuat, menurut dia, rupiah diperkirakan akan terus terpuruk hingga di atas level Rp9.600 per dolar AS yang pada gilirannya akan menuju ke level Rp9.800 per dolar AS. Pasar sepanjang tahun ini diperkirakan akan terus bergejolak negatif terhadap rupiah, maka mata uang lokal itu optimis akan berada di level Rp9.800 per dolar AS, katanya.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2008