Kediri (ANTARA News) - Dua kelompok suporter sepakbola Aremania dan Persikmania bersepakat untuk memendam dendam yang tumbuh sejak 2003 lalu. Kesepakatan tersebut terjadi di Ruang Kilisuci, Balaikota Kediri, Jawa Timur, bertepatan dengan peringatan Tahun Baru Hijriyah 1429, Kamis dengan penandatanganan kontrak keamanan yang disaksikan Wakil Kepala Polresta Kediri, Kompol Agoes Irianto. "Mudah-mudahan di tahun baru hijriyah ini, antara kami dengan Persikmania ada perubahan pandangan. Kami sama-sama ingin mengubur masa lalu," kata salah satu Koordinator Aremania, H Slamet. Aremania sangat mendambakan terjadinya hubungan yang harmonis dengan Persikmania, tidak hanya menjelang putaran Babak Delapan Besar Ligina XIII di Stadion Brawijaya, Kediri, tapi berlangsung selamanya. "Bagaimanapun juga di kompetisi Super Liga nanti, Arema dengan Persik akan saling bertemu sehingga hubungan yang selama ini mengalami masalah, mari kita jalin lagi mulai dari sekarang," kata Asisten Manajer Arema, M Taufan, menambahkan. Demikian halnya dengan Koordinator Persikmania, Hendry Ego, yang menganggap sudah waktunya kedua kelompok suporter tim sepakbola papan atas di Tanah Air itu kembali menjalin rekonsiliasi. Ia juga mengharapkan suatu saat nanti, Persikmania bisa diterima dengan baik oleh Aremania, baik di Stadion Gajayana Malang maupun di Stadion Kanjuruhan, Kepanjen, Kabupaten Malang. "Kami menyadari ada ikatan historis antara Persik dengan Arema. Sudah sepantasnya sejarah keikutsertaan Persik di pentas Ligina IX/2003 lalu kita kenang dengan mengubur dalam-dalam dendam yang selama ini terjadi," kata Ketua Yayasan Suporter Persik (YSP) itu menambahkan. Dalam kesempatan itu, dua koordinator Aremania, Surtato dan H Slamet menandatangani kontrak keamanan sebelum mereka datang ke Kediri untuk mendukung timnya bertanding melawan Persiwa Wamena di ajang Babak Delapan Besar pada 16 Januari 2008 mendatang. Selain dari pihak Polresta Kediri, penandatanganan kontrak keamanan oleh Aremania disaksikan Ketua Panpel Stadion Brawijaya Bambang Soemarjono dan Sekum Persik Barnadi serta Ketua Umum Persik HA Maschut. Pada musim kompetisi Ligina IX/2003 lalu, Aremania membuat kerusuhan di Stadion Brawijaya sehingga pertandingan antara Persik melawan Arema dihentikan dan dilanjutkan beberapa hari kemudian di Stadion AAU, Maguwoharjo, Sleman, DI Yogyakarta. Setelah peristiwa itu terjadi, rivalitas antara Aremania dan Persikmania terus berlanjut, kendati kedua kesebelasan sudah jarang bertemu karena perbedaan wilayah kompetisi.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008