Hongkong (ANTARA News) - Harga emas di Hongkong melesat ke rekor tertinggi baru, Jumat, menyentuh 898,00 dolar AS per ons (sekitar 28,35 gram), di tengah ekspektasi penurunan suku bunga lanjutan di AS, kata para dealer. Harga logam mulia itu sempat melejit ke rekor tertinggi pada awal perdagangan sebelum turun kembali menjadi 894,00-894,50 dolar AS. Meningkat dari penutupan Kamis pada 873,50-874,00 dolar AS. "Harga emas melesat ke sebuah rekor tertinggi pagi ini pada 898,00 dolar AS," kata Gary Yue, dealer emas pada Delta Asia Financial Group, kepada AFP. Kenaikan tajam tersebut didorong oleh pernyataan Ketua Federal Reserve, Ben Bernanke, yang mengatakan bank sentral AS siap melakukan penurunan suku bunga lagi jika diperlukan untuk mengatasi ketidakpastian ekonomi. Yue mengatakan permintaan emas terus meningkat. "Harganya akan terus pada level ini dan dapat naik lagi. Sebagian besar orang memperkirakan harga emas akan melewati 1.000 dolar AS," kata Yue. "Orang memperkirakan suku bunga AS akan turun lagi dan juga mengkhawatirkan tentang ketegangan di Timur Tengah. Karena dolar terus melemah, orang memburu emas," tambah Yue. Emas populer sebagai tempat investasi paling aman dari gejolak pasar keuangan. Para investor mencemaskan gejolak pasar dalam beberapa bulan terakhir yang dipicu berlanjutnya krisis subprime mortgage di AS. Melemahnya dolar juga berarti setiap komoditi yang tercatat dalam greenback menjadi lebih baik nilainya untukm para investor luar negeri. Bernanke mengatakan penurunan suku bunga baru kemungkinan diperlukan untuk mendorong pertumbuan ekonomi AS di tengah merosotnya pasar perumahan dan gejolak pasar keuangan. "Kami siap mengambil langkah tambahan substantive sesuai kebutuhan untuk mendukung pertumbuhan dan menyediakan asuransi (jaminan) terhadap risiko penurunan," kata Bernanke. Para ekonom mengatakan keterangan Bernanke memberikan kesan bank sentral akan menurunkan suku bunganya lebih besar dari perkiraan pada pertemuan kebijakan dua hari yang dijaualkan pada 29-30 Januari. (*)

Copyright © ANTARA 2008